Solopos.com, KLATEN – Objek wisata air Umbul Pelem, Desa Wunut, Kecamatan Tulung, Klaten, hingga kini masih tutup. Namun, pengelola tetap mengeluarkan biaya saban bulan untuk perawatan kolam hingga gaji karyawan.
Kepala Desa Wunut, Iwan Sulistya Setiawan, mengatakan pengelola berkomitmen menaati aturan terkait pengoperasian objek wisata selama masa pandemi Covid-19. Lantaran hal itu, Umbul Wunut hingga kini masih tutup sejak kali terakhir beroperasi pada akhir Juni 2021.
“Selama belum ada surat resmi dari pemerintah kabupaten, kami tidak berani buka,” kata Iwan saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (19/9/2021).
Baca Juga: Inilah Data Komunitas Pembudidaya Maggot Si Pemakan Sampah Organik di Klaten
Baca Juga: Inilah Data Komunitas Pembudidaya Maggot Si Pemakan Sampah Organik di Klaten
Disinggung potensi pendapatan yang hilang lantaran penutupan objek wisata akibat dampak pandemi Covid-19, Iwan mengatakan sekitar Rp1 miliar per bulan. Nominal itu hanya potensi pendapatan yang hilang dari pengelolaan tiket masuk objek wisata oleh BUM desa.
“Belum yang dirasakan oleh pedagang [di Umbul Pelem ada sekitar 12 pedagang]. Otomatis semua pedagang tutup,” kata Iwan.
Pengelola merogoh kocek sekitar Rp15 juta-Rp20 juta per bulan guna biaya perawatan Umbul Pelem. Selain biaya perawatan, pengelola juga masih rutin menggaji karyawan meski sejak ada pandemi Covid-19 objek wisata di Klaten termasuk Umbul Pelem kerap tutup.
Iwan mengatakan ada 12 karyawan di Umbul Pelem. Nilai gaji yang mereka terima per bulan rata-rata disesuaikan dengan nilai Upah Minimum Kabupaten (UMK) Klaten atau saat ini sekitar Rp2 juta. Sumber pembiayaan perawatan objek wisata dan gaji menggunakan pendapatan yang diterima BUM Desa Sumber Kamulyan dari pengelolaan Umbul Pelem ketika beroperasi.
“Untuk gaji per bulan itu sekitar Rp30 juta. Untuk sumber dananya dari pendapatan yang diperoleh ketika beroperasi pada awal Juni itu,” kata dia.
Baca Juga: Jadi Miliarder Berkat Jalan Tol Solo-Jogja, Warga Klaten Bangun 2 Rumah Sekaligus
Namun, belasan karyawan itu mulai September untuk sementara tak lagi menerima gaji utuh. Gaji yang mereka terima pada September ini hanya separuh dari nilai gaji yang mereka terima pada bulan-bulan sebelumnya. Pasalnya, hingga kini belum ada lagi sumber pendapatan yang diterima lantaran objek wisata masih tutup.
“Bulan ini karyawan digaji separuh [dari nominal yang semestinya]. Bulan kemarin [Agustus 2021] masih utuh,” kata Iwan.