SOLOPOS.COM - Pengunjung berfoto di kompleks Taman Wisata Watuprau dan Gardu Pandang Bukit Cinta Gununggajah Kecamatan Bayat, Klaten, Kamis (27/4/2017). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Wisata Klaten, Watuprau dan Bukit Cinta Gununggajah ramai dikunjungi wisatawan.

Solopos.com, KLATEN — Semenjak di-launching, Minggu (23/4/2017), kompleks Taman Wisata Watuprau dan Gardu Pandang Bukit Cinta Gununggajah Kecamatan Bayat ramai dipadati pengunjung. Tak hanya warga di Klaten Bersinar, berbagai warga dari luar Klaten juga menyempatkan hadir di lokasi yang juga menjadi surga peneliti geologi di Tanah Air itu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Salah satu keunggulan yang ditawarkan di lokasi berjarak kurang lebih 19 kilometer dari pusat pemerintahan di Kabupaten Klaten itu, yakni pemandangan alam dari ketinggian. Tak hanya melihat kawasan Bayat dari ketinggian, pengunjung yang menginjakkan kakinya di atas bukit Gununggajah dapat melihat kawasan perkotaan hingga wilayah Prambanan.

Di bukit seluas kurang lebih lima hektare itu, para pengunjung dimanjakan dengan berbagai wisata alam yang jarang ditemui di objek wisata lainnya di Kabupaten Bersinar. Di dasar bukit cinta, pengunjung dapat menikmati keindahan batu besar. Oleh masyarakat setempat disebut watuprau. Batu tersebut berukuran panjang 30 meter dan lebar enam meter.

Menurut legenda warga setempat, batu itu awalnya perahu yang ditumpangi Joko Tuwo saat melamar Roro Denok. Saat melamar, tiba-tiba perahu itu terguling dan akhirnya menjadi bebatuan. Lokasi itu lebih dikenal dengan watuprau.

“Saat sekarang, batu ini terkesan tak terawat. Tapi tahun 2018, warga Gununggajah akan bahu-membahu memperbaiki penampilan batu ini agar benar-benar mirip perahu [saat ini, sebagian batu tertimbun tanah]. Harapannya, batu ini dapat menarik perhatian pengunjung,” kata koordinator Karang Taruna Gunungajah, Srimani, saat ditemui , di desanya, Kamis (27/4/2017).

Pengunjung yang ingin melihat bebatuan itu tak ditarik biaya. Pengunjung yang datang ke kompleks Taman Wisata Watuprau dan Gardu Pandang Bukit Cinta Gununggajah cukup membayar uang jasa parkir senilai Rp2.000 untuk kendaraan roda dua.

Pengunjung berfoto di kompleks Taman Wisata Watuprau dan Gardu Pandang Bukit Cinta Gununggajah Kecamatan Bayat, Klaten, Kamis (27/4/2017). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Pengunjung berfoto di kompleks Taman Wisata Watuprau dan Gardu Pandang Bukit Cinta Gununggajah Kecamatan Bayat, Klaten, Kamis (27/4/2017). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Bagi yang ingin menikmati keindahan Klaten dari ketinggian, pengunjung dapat naik ke bukit dengan membayar Rp2.000 ke karang taruna Gununggajah. Di bagian atas bukit itu, sudah disediakan sebuah gardu pandang yang terbuat dari kayu. Gardu pandang ini beralaskan kayu berdiameter kurang lebih tiga meter. Alas kayu itu membentuk daun cinta.

Namun pengunjung yang akan menikmati suasana Klaten dari ketinggian harus jalan kaki menyusuri jalan setapak sepanjang hampir satu kilometer. Bagi yang mudah lelah saat naik bukit, pemuda di Gununggajah sudah menyediakan kursi terbuat dari bambu di beberapa lokasi di pinggir jalan setapak itu.

“Saya memang penasaran datang ke sini beberapa waktu lalu. Saya tahunya dari media sosial (medsos) dan dari teman-teman. Saya datang bersama teman-teman, seperi Umitri, Nadila Alif, dan Khusnul Bunga. Kalau jalan bareng-bareng lebih seru. Awalnya, memang ngos-ngosan menempuh perjalanan ke bukit. Setelah itu, tinggal foto-foto untuk di-upload ke medsos,” kata Wulan, 17, warga Pedan.

Kepala Desa (Kades) Gununggajah, Yoyok Kartika Cahyo, mengatakan anggaran yang disediakan membangun kompleks wisata alam di desanya senilai Rp100 juta. Sumber dana tersebut berasal dari bantuan warga setempat. Ke depan, Pemerintah Desa (Pemdes) Gununggajah menyediakan anggaran kurang lebih Rp100 juta untuk pengembangan wisata alam di daerahnya.

“Pendapatan asil desa (PAD) di sini biasanya hanya Rp5 juta per tahun. Dengan adanya objek wisata ini, kami berharap bisa 10 kali lipat. Pengunjung di objek wisata berkisar 100 orang-200 orang. Kami akan lengkapi fasilitas di kompleks ini [seperti fasilitas outbond, menambah gardu pandang, membuat rumah pohon, toilet, dan lain sebagainya],” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya