SOLOPOS.COM - Kondisi kamar ganti laki-laki di Umbul Jolotundo, Karanganom, Klaten, kurang terurus. Foto diambil Rabu (6/8/2014).(Chrisna Chanis Chara/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN – Pengelola Umbul Jolotundo di Karanganom, Klaten, kurang sepakat dengan rencana pembangunan pasar burung di halaman depan objek wisata.

Informasi yang dihimpun , Kamis (21/8/2014), Pemerintah Desa (Pemdes) Jambeyan, Kecamatan Karanganom, berencana membuat pasar burung di Jolotundo dengan biaya mencapai Rp300-an juta.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Menurut seorang pengelola umbul, Doni, ide pembangunan pasar burung tidak relevan dengan fungsi wisata Jolotundo berupa pemandian. “Kalau benar jadi pasar burung, kami khawatir halaman jadi kotor dan ruwet. Padahal objek wisata seperti pemandian butuh udara bersih dan kenyamanan,” ujarnya di Jolotundo.

Doni mengatakan keberadaan pasar burung juga akan berdampak pada menciutnya lahan parkir. Sebagian lahan yang disasar pembangunan merupakan kantong parkir umbul dan los pasar tiban.

Menurut Doni, pemdes setempat mestinya memikirkan penataan parkir alih-alih mendirikan bangunan baru di sekitar objek wisata.

Kades Jambeyan, Munawar, mengakui belum berdiskusi intens dengan pengelola mengenai wacana pasar burung. “Kami tidak hanya membuat pasar, tapi sekaligus menata parkir yang ada di sana,” ujarnya.

Kades menerangkan lahan yang dijadikan pasar burung hanya terbatas di kawasan barat dan utara halaman umbul. Dengan demikian, fungsi parkir tetap optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya