SOLOPOS.COM - Wisatawan memadati Taman Satwa Taru Jurug, Solo, Kamis (14/5/2015). (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Wisata Solo yakni TSTJ Solo atau Taman Jurug dinyatakan darurat sampah.

Solopos.com, SOLO — Pengelola Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo menetapkan taman tersebut darurat sampah. Pasalnya, kesadaran pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan dinilai masih minim.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pantauan di lokasi TSTJ, kondisi tempat wisata tersebut tidak bersih. Berbagai sampah seperti daun dan sampah plastik masih berserakan di sejumlah titik taman. Bahkan, di beberapa kandang hewan juga terlihat sampah plastik yang berserakan.

Direktur Utama Perusahaan Daerah TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan selama ini kesadaran pengunjung taman terhadap kebersihan lingkungan masih rendah. Hal tu terbukti dengan masih banyaknya sampah plastik dan kertas yang dibuang di sembarang tempat di dalam taman.

Dia juga mengatakan pengelola sebenarnya sudah menyediakan tempat sampah di setiap titik. Bahkan, pihaknya juga menambah 130 tempat sampah untuk menyadarkan pengunjung supaya membuang sampah pada tempatnya.

“Ya tentu sampah plastik dan kertas membuat taman tidak indah dan tidak nyaman. Untuk itu, kami membuat gerakan TSTJ siaga sampah yang bertujuan untuk menyadarkan pengunjung supaya lebih cinta lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya,” kata Bimo saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (3/8/2015).

Mengenai gerakan tersebut, lanjut Bimo, pihaknya akan menyelenggarakan gerakan bersih-bersih TSTJ yang melibatkan 1.000 PNS di lingkungan Pemkot Solo pada 15 Agustus 2015.

Gerakan ini sekaligus untuk menyadarkan dan membersihkan taman satwa dari lingkungan yang kotor.

Sampah yang dihasilkan TSTJ per hari mencapai satu truk sampah, yang didominasi sampah daun, plastik, dan kotoran hewan. Sementara, petugas kebersihan di TSTJ hanya 10 orang, mereka bertanggung jawab untuk membersihkan sampah di taman seluas 14 hektare itu.

Menurut Bimo, saat ini hanya 50% lahan taman yang mampu dibersihkan petugas. Sedangkan 50% lahan taman tidak secara intensif dibersihkan.

“Lahannya terlalu luas, tetapi petugasnya minim. Untuk itu, tahun depan kami akan mengadakan penambahan 10 petugas kebersihan,” lanjut dia.

Seorang pengunjung TSTJ, Podo Utomo, 50, menyayangkan kondisi kebersihan di taman satwa tersebut. Menurut dia, sebagai tempat wisata yang mengedepankan konservasi alam, TSTJ harus menjaga kebersihan lingkungan taman.

“Masak di taman satwa sampah plastiknya ada di mana-mana. Pengelola seharusnya melihat sampah ini sebagai permasalahan yang serius,” kata warga Tanon, Sragen ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya