SOLOPOS.COM - Seekor orang utan bermain di danau yang airnya penuh sampah plastik di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Selasa (24/6/2014). Kondisi air yang tidak higienis dapat mempengaruhi kesehatan hewan yang menghuni kebun binatang tersebut. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solos)

Wali Kota Solo menilai pengelolaan limbah kotoran satwa di TSTJ Solo buruk.

Solopos.com, SOLO — Masih buruknya pengolahan limbah kotoran satwa di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) menjadi sorotan Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo. Orang nomor satu di Pemerintahan Kota Bengawan ini meminta jajaran direksi TSTJ membuat sistem sanitasi untuk kotoran hewan tersebut.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Menurut Rudy, sapaan akrabnya, pengelolaan TSTJ masih menyisakan persoalan belum optimalnya pengolahan air limbah kotoran satwa di kebun binatang tersebut. “Limbah kotoran hewan dibuang langsung ke aliran Sungai Bengawan Solo harus diolah dulu. Jadi air yang keluar ke sungai sudah bersih,” kata Wali Kota ketika berbincang dengan Solopos.com, Minggu (4/3/2018).

Saat ini belum ada sistem sanitasi baik yang dikelola TSTJ. Limbah kotoran hewan dibuang begitu saja, termasuk dialirkan ke sungai yang mengakibatkan bau tak sedap. Direksi TSTJ diminta segera menyusun rencana pembuatan sanitasi pengolahan limbah untuk kotoran hewan.

Selain itu juga direncanakan membuat pengolahan limbah yang modern. “Saya minta tidak ada bau di sana. Air yang mengalir ke Bengawan Solo harus sudah bersih, tidak ada kotoran, tidak ada bau,” katanya.

Baca:

Secara teknis, TSTJ perlu menata kandang agar sesuai dengan zona. Kemudian menyiapkan lahan untuk lokasi pengolahan limbah kotoran hewan. Nantinya masing-masing kandang dibuat saluran limbah menuju satu titik pengolahan limbah.

Setelah menyelesaikan proses pengolahan limbah, air yang sudah dalam keadaan bersih dibuang ke anak Sungai Bengawan Solo, termasuk ke danau TSTJ sebelum nantinya bermuara ke Bengawan Solo.

“Mengolah kotoran hewan itu lebih mudah daripada limbah pabrik atau lain, jadi kami berharap direksi segera buat pengolahan limbah yang baik,” katanya.

Wali Kota yakin tingkat kunjungan wisatawan ke TSTJ akan meningkat seiring penataan TSTJ yang lebih baik. Apalagi pengelola akan meningkatkan target pengunjung TSTJ menjadi 700.000 orang pada tahun ini.

Hal ini seiring pemanfaatan danau dan sungai sebagai wisata air di TSTJ. “TSTJ sekarang sudah rekor laba Rp1 miliar lebih. Dan ini harus dipertahankan dengan berbagai perbaikan di dalam sana,” katanya.

Direktur Utama TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso siap melaksanakan perintah Wali Kota untuk membuat sistem sanitasi pengolahan limbah kotoran satwa. Tahun ini, TSTJ menerima penyertaan modal dari Pemkot senilai Rp3 miliar yang salah satunya akan dimanfaatkan untuk membuat sistem sanitasi tersebut.

“Tahun ini kami juga dapat kucuran bantuan anggaran dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rp2 miliar. Dana ini salah satunya juga untuk perbaikan kandang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya