SOLOPOS.COM - Rombongan membawa sesaji dan kepala kerbau untuk dilarung di kawasan puncak Gunung Merapi dalam rangka Sedekah Gunung memperingati malam 1 Sura, Jumat (24/10/2014) malam. (Irawan Sapto Adi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI–Wisata Soloraya yang satu ini merupakan agenda budaya di Boyolali. Ritual Tutup Malam Bulan Sura akan digelar di Umbul Tirto Mulyo, Desa Kemasan, Kecamatan Sawit, Boyolali, Jumat (21/11/2014) malam nanti.

Ketua penyelenggara Ritual Tutup Malam Bulan Suro, Niko Demus, mengatakan agenda yang diselenggaran untuk kedua kalinya itu  dimaksudkan untuk peringatan rampungnya bulan Sura, bulan yang bagi masyarakat jawa dianggap sebagai bulan sakral.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Bagi masyarakat jawa yang masih terikat secara batin dengan budaya dan tradisi, Bula Sura tepat untuk melakukan introspeksi dan mendekatkan diri dengan pencipta kehidupan. Sehingga bagi masyarakat jawa, awal dan akhir Bulan Sura adalah waktu yang mesti ditandai dengan khidmat,” kata Niko saat dijumpai wartawan di Umbul Tirto Mulyo, Kamis (20/11/2014).

Niko mengatakan dalam Ritual Tutup Malam Bulan Sura nanti akan dilakukan prosesi ruwatan tolak balak untuk pengunjung dan kondisi bangsa secara umum yang dinilai masih terjadi berbagai macam masalah.

Hal yang terpenting dalam ritual, lanjut Niko, untuk nguri-uri atau melestarikan kebudaya jawa.

“Untuk pelaksanaan ritual, akan ada gelaran tari dan gending jawa, kirab, pelepasan merpati, hingga pelemparan beragam buah ke dalam sendang yang akan diperebutkan pengunjung. Beragam prosesi tersebut masing-masing merupakan sebuah simbol yang menjadi bagian integral dalam ritual,” ujar Niko.

Niko memprediksi Ritual Tutup Malam Bulan Sura akan dihadiri 300 lebih pengunjung dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia.

Khusus untuk ruwatan tolak balak, menurut dia, peserta yang sudah mendaftar berasal dari berbagai kota di luar Kota Susu, yakni Jakarta, Sragen, Wonogiri, Semarang, Sulawesi, Ternate, dan Papua.

“Umbul Tirto Mulyo dipilih karena umbul itu sejak dahulu menjadi tempat raja dan punggawa keraton untuk mandi ataupun tirakat. Masih sakral,” ujar Niko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya