SOLOPOS.COM - Sejumlah anak berenang di dekat air terjun Jengglong di Dusun Mojolegi, Desa Bogor, Kecamatan Miri, Sragen, Senin (24/4/2017). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Wisata Sragen, Miri memiliki objek wisata indah berupa air terjun.

Solopos.com, SRAGEN — Bersama enam temannya, Imam, 14, berangkat dari rumahnya di Kampung Wijahan, Kelurahan Ngembat Padas, Gemolong, Senin (24/4/2017) pagi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Mereka memacu sepeda motor menuju Dung Jengglong atau Dung Pleret di Dusun Mojolegi, Desa Bogor, Kecamatan Miri. Siswa MTs Ma’arif Andong, Boyolali, ini hendak mengisi hari liburnya dengan berenang di kedung tersebut.

Gemolong dan Jengglong hanya berjarak sekitar 5 km. Namun, dibutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk sampai di lokasi tersebut. Sebelum tiba di lokasi, mereka harus melewati Sungai Kedungkancil yang berhulu di Waduk Kedung Ombo.

Mereka melewati jalanan yang relatif sempit dengan medan naik turun. Sebagian jalan sudah beraspal. Sebagian aspal sudah terkelupas. Sebagian jalan sudah berlapis beton namun sudah retak-retak.

Setibanya di lokasi, mereka memarkir sepeda motor. Mereka tidak perlu membayar karcis untuk menikmati kemurnian air terjun Jenglong yang berasal dari sumber mata air. Suara gemuruh air terjun sayup-sayup terdengar di antara suara gesekan dedaunan.

Air terjun ini bisa dijangkau dengan jalan kaki setelah menuruni jalan setapak berlapis bebatuan yang kurang teratur. Diperlukan kehati-hatian saat menuruni jalan setapak itu karena bebatuan itu sudah berjamur dan licin.

Air terjun Jengglong memiliki ketinggian sekitar 4 meter. Lebar air terjun itu sekitar 7 meter. Airnya berwarna bening kehijau-hijauan karena terkena pantulan cahaya dari permukaan batu cadas yang berlumut.

Tak menunggu lama, Imam bersama enam temannya segera melucuti pakaian. Mereka segera menceburkan diri di air yang masih terjaga kemurniannya itu. Di tempat ini, mereka tidak sekadar berenang.

Sesekali mereka menunjukkan kebolehan terjun dari ketinggian sekitar tiga meter. “Di Gemolong memang sudah ada kolam renang. Tapi, biasanya setelah berenang di sana badan kami jadi gatal-gatal. Kalau tidak segera diobati bisa panuan,” ujar Imam kala berbincang dengan Solopos.com di lokasi.

Imam dan teman-temannya sudah terbiasa berenang di Dung Jengglong dalam setahun terakhir. Kali pertama dia mengetahui adanya air terjun itu melalui Facebook. Penasaran dengan pesonanya, ia pun mencari keberadaan air terjun itu.

“Sekali berenang di sini, rasanya ketagihan. Kami selalu menyempatkan ke sini untuk berenang,” ujar Aldi, teman Imam.

Air terjun Jengglong merupakan salah satu potensi wisata di Kecamatan Miri yang belum tergarap maksimal. Di Miri masih ada Dung Grujuk di Dusun Pungkruk, Desa Doyong, yang menawarkan keindahan panorama alam berupa air terjun di bebatuan dengan relief motif garis-garis.

“Bupati Sragen sudah pernah mengunjungi Dung Jengglong maupun Dung Grujuk pada 2016 lalu. Jika ingin objek wisata itu digarap dengan baik, perlu ada sokongan dana dari pemerintah,” papar Witono, warga Desa Doyong.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya