SOLOPOS.COM - Wakil Ketua DPRD Solo, Supriyanto (Dok. SOLOPOS)

Wakil Ketua DPRD Solo, Supriyanto (Dok. SOLOPOS)

Solo (Solopos.com)–Rencana pembangunan wisma atlet di Kompleks Manahan Solo senilai Rp 50 miliar gagal menyusul batalnya bantuan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua DPRD Solo, Supriyanto, seusai pembahasan kebijakan umum perubahan anggaran prioritas plafon anggaran sementara (KUPA-PPAS) APBD 2011. Dikatakannya, dengan batalnya pemberian bantuan dari pemerintah pusat maka secara otomatis rencana pembangunan wisma atlet tidak bisa terlaksana.

”Dalam APBD murni sebenarnya bantuan dari Kemenpora sudah dimasukkan. Namun setelah adanya konfirmasi bahwa Solo tidak mendapat bantuan itu, akhirnya pos pembangunan wisma atlet dicoret melalui KUPA-PPAS,” urai dia, Kamis (18/8/2011).

Supriyanto menambahkan berdasarkan kabar yang diterima Badan Anggaran (Banggar), dana bantuan senilai Rp 50 miliar dialihkan untuk pengembangan Asrama Haji Donohudan di Ngemplak, Boyolali.

”Katanya memang untuk pengembangan asrama haji, namun bagaimana detailnya kami tidak tahu. Hanya ya sebagai anggota DPRD kami sangat menyayangkan batalnya pembangunan wisma atlet mengingat Solo khususnya Gelora Manahan kan sudah sesuai standar untuk gelaran event olahraga tingkat nasional maupun internasional,” urai dia.

Disinggung mengenai penyebab gagalnya pembangunan wisma atlet, Supriyanto mengaku tidak tahu persisnya. ”Kalau yang namanya dana bantuan itu kan memang perlu lobi-lobi yang intensif. Namun ketika gagal ya ada kemungkinan memang lobinya kurang,” papar dia.

Masih terkait gagalnya pembangunan wisma atlet, sambung Supriyanto, Pemkot Solo sebenarnya sudah mengalokasikan dana pendampingan.

”Untuk persiapan yang Rp 50 miliar sebenarnya sudah kami siapkan dana pendampingnya. Kalau tidak salah dana pendampingan untuk proyek itu senilai Rp 200 juta,” tukas Supriyanto.

Sekretaris Komisi IV DPRD Solo, Abdul Ghofar, mengatakan hingga saat ini belum memeriksa apakah dana pendampingan sudah digunakan ataukah belum dimanfaatkan.

”Sampai saat ini kami belum cek apakah dana Rp 200 juta untuk pendampingan sudah dimanfaatkan ataukah belum. Biasanya kan dana pendampingan itu digunakan untuk sosialisasi, persiapan administrasi dan hal-hal lain yang tidak boleh dibiayai dana bantuan,” ujarnya.

(aps)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya