SOLOPOS.COM - Perajin tas dari karung goni, Hariyono, saat menunjukkan tas buatannya di bazar UMKM Desa Sukorejo, Musuk, Boyolali, Kamis (10/8/2023). (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Deretan kios mengelilingi lapangan Desa Sukorejo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali pada Kamis (10/8/2023) pagi. Salah satu lapak terlihat ramai dipenuhi perempuan-perempuan.

Mereka terlihat sedang memilih tas yang dipajang di salah satu lapak. Usut punya usut, tas-tas yang dipajang di salah satu ruko bazar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Desa Sukorejo tersebut berasal dari karung goni.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Goni yang sering kali ditemui untuk menjadi wadah beras 25 kilogram itu kini diubah menjadi tas, wadah mukena, dompet, totebag, dan lain sebagainya. Di balik produk-produk yang berasal dari karung goni tersebut ada tangan dingin dari Hariyono.

Lelaki asal Dukuh Blanten RT 009/RW 005, Desa Sukorejo, tersebut berhasil membuat kerajinan tas dari karung goni yang dipasarkan hingga Klaten, Yogyakarta, dan Bali.

“Saya menekuni usaha pembuatan kerajinan dari karung goni sejak 2019. Kalau pemasarannya sudah sampai di Prambanan, Malioboro, Bali, pokoknya di tempat-tempat wisata,” ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com di lapaknya, Kamis siang.

Sejak 2019, usaha yang ia rintis sendiri pun berkembang menggandeng lima penjahit lokal. Dalam sebulan, ia bisa mengirimkan 200 produk kerajinan dari karung goni ke Yogyakarta, Bali, dan Klaten.

Untuk pemesan kerajinan dari Klaten dan Yogyakarta, biasanya Hariyono mengantarkan langsung. Namun, pesanan dari Bali ia kirimkan melalui ekspedisi.

Hariyono menceritakan, ide awal mengolah karung goni menjadi tas dan kerajinan lain bermula dari banyaknya karung goni yang tidak terpakai. Kemudian, ia mencoba mengolahnya menjadi tas, bahkan suvenir pernikahan berupa wadah uang atau wadah pensil.

“Untuk range harga mulai dari Rp10.000 per biji, itu yang kecil-kecil bisa untuk wadah uang, wadah pensil, atau make up. Biasanya buat suvenir pernikahan, ada juga yang model tas tenteng dan totebag. Harga tertinggi Rp75.000 per biji,” kata dia.

Produk-produk kerajinan yang ditampilkan Hariyono di bazar UMKM Desa Sukorejo tersebut memiliki brand Jogja. Ia mengungkapkan hal tersebut karena kebanyakan kerajinannya ia pasarkan di Jogja, sedangkan Hariyono belum memiliki merek tersendiri.

Selain itu, ia juga membuat kerajinan dari kulit kambing untuk dijadikan pigura bersama wayang dan kaligrafi. Namun, ia mengungkapkan tidak secara khusus menekuni pembuatan kerajinan dari kulit kambing karena sudah terlalu sibuk dengan pembuatan kerajinan dari karung goni.

“Untuk kendala yang dihadapi sih masih pemasaran karena selama ini masih di lokasi-lokasi wisata untuk pemasaran produk kerajinan kami,” kata dia.

Sementara itu, salah satu pembeli, Khalida Putri, awalnya tidak mengetahui jika tas-tas yang dijual oleh Hariyono berasal dari karung goni.

Menurutnya, desain-desain tas yang dibuat oleh Hariyono terlihat bagus sehingga tidak terlihat jika bahan yang digunakan berasal dari karung goni. Tak hanya itu, Khalida juga menilai kerajinan dari karung goni juga memiliki harga yang terjangkau.

“Saya tadi beli satu tas jinjing, harganya hanya Rp35.000. Cuma sayangnya ada tulisan Jogja seolah-olah ini belinya di Jogja. Akan lebih bagus kalau misal dikasih brand dia sendiri atau asli produk Boyolali,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya