Soloraya
Minggu, 19 Februari 2023 - 21:15 WIB

Wonogiri Dilanda 164 Bencana dalam 4 Hari, Sukarelawan Destana Jadi Tumpuan

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sukarelawan Destana mempberaiki rumah yang terdampak tanah longsor di Desa Padarangin, Kecamatan Slogohimo, Wonogiri, Minggu (19/2/2023). (Istimewa/Nandar Suyadi)

Solopos.com, WONOGIRI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri mencatat ada 164 kejadian bencana di Kota Sukses mulai dari longsor, tanah bergerak, hingga banjir selama empat hari, Senin-Kamis (13-16/2/2023).

Hujan deras dengan durasi lama dinilai menjadi pemicu bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah tersebut. BPBD mengaku tidak bisa menanggulangi semua bencana tersebut tanpa bantuan sukarelawan Desa Tangguh Bencana (Destana).

Advertisement

BPBD menghadapi masalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM) sementara wilayah yang harus dijangkau sangat luas. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD, Teguh Setiyono, mengatakan sangat mengandalkan jejaring sukarelawan Destana dalam menanggulangi bencana di desa-desa.

BPBD Klaten sangat tidak mungkin bisa menjangkau semua bencana yang terjadi dalam waktu hampir bersamaan tanpa bantuan para sukarelawan tersebut. SDM BPBD sangat terbatas, yaitu hanya ada 22 personel yang terdiri atas sembilan pegawai negeri sipil (PNS) dan 13 pegawai kontrak.

Advertisement

BPBD Klaten sangat tidak mungkin bisa menjangkau semua bencana yang terjadi dalam waktu hampir bersamaan tanpa bantuan para sukarelawan tersebut. SDM BPBD sangat terbatas, yaitu hanya ada 22 personel yang terdiri atas sembilan pegawai negeri sipil (PNS) dan 13 pegawai kontrak.

“Jadi kami memanfaatkan jaringan sukarelawan Destana yang sudah ada di 204 desa di Wonogiri. Mereka yang langsung mengatasi ketika terjadi bencana di desa mereka atau desa lain,” kata Teguh kepada Solopos.com, Minggu (19/2/2023).

Sebagai informasi, sukarelawan Destana merupakan sukarelawan yang dibentuk BPBD kabupaten/kota. Mereka sebagai ujung tombok dan tumpuan dalam penanganan bencana di desa.

Advertisement

BPBD Wonogiri sudah membekali mereka dengan pelatihan-pelatihan kebencanaan. Mulai dari prabencana sampai pascabencana. Dengan begitu, mereka bisa menanggulangi bencana dengan baik dan benar.

Menjadi Penolong Pertama

BPBD Wonogiri menilai Destana sangat efektif dalam penanganan bencana di wilayah-wilayah di Wonogiri. Apalagi dengan geografis Wonogiri yang luas dan jarak antardaerah cukup jauh tidak memungkinkan BPBD segera tiba di lokasi bencana.

Para sukarelawan Destana itu lah yang akan menjadi tangan pertama untuk menolong dan mengevakusi korban saat terjadi bencana. Mereka juga bertugas melakukan mitigasi bencana di lingkungannya tanpa harus menunggu bantuan BPBD.

Advertisement

Pada sisi lain, para sukarelawan ini turut berkontribusi dalam memberikan pengetahuan kebencanaan kepada masyarakat desa. Sehingga masyarakat desa lebih sadar potensi bencana di wilayahnya.

“Ini sangat luar biasa efektif dan jumlah Destana di Wonogiri ini paling banyak se-Jawa Tengah,” ujar dia. Teguh menambahkan BPBD Wonogiri bakal membentuk destana di seluruh desa/kelurahan di Wonogiri.

Koordinator Destana Desa Tanggulangin, Kecamatan Jatisrono, Nandar Suyadi, menyampaikan sukarelawan Destana dibentuk BPBD dengan minimal 20 orang di setiap desa. Sebelum itu para sukarelawan dibekali pelatihan kebencanaan mulai dari prabencana sampai pascabencana.

Advertisement

Tidak hanya itu, lanjut Yadi, sukarelawan Destana juga diberikan pendidikan kerelawanan, mitigasi, dan perencanaan kegiatan kerelawanan. “Beberapa materi yang diajarkan yaitu pertolongan pertama, evakuasi, sampai pembuatan dapur umum untuk pengungsian,” kata Yadi melalui sambungan telepon, Minggu sore.

Dia melanjutkan meski dibentuk di setiap desa, sukarelawan Destana bisa saja saling bantu desa lain saat terjadi bencana. Seperti baru-baru ini ketika terjadi banyak bencana longsor di Wonogiri. Banyak sukarelawan Destana dari desa lain turut membantu evakuasi di desa yang terdampak.

Kepala Desa Brenggolo, Kecamatan Jatiroto, Maryoto, mengakui keberadaan sukarelawan Destana sangat membantu dalam penanggulangan atau mitigasi bencana. Sebagai desa yang rawan bencana, relawan itu sangat berjasa pada desa. Mereka begitu tanggap dan sigap dalam mengatasi bencana.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif