Soloraya
Selasa, 11 April 2023 - 17:35 WIB

Wow! Beras Rajalele Srinuk Asli Klaten Berpeluang Diekspor ke Arab Saudi

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengunjungi salah satu penggilingan beras di Desa Kepanjen, Kecamatan Delanggu, Senin (10/4/2023). (Istimewa/Bagian Prokopim Setda Klaten)

Solopos.com, KLATEN — Beras Rajalele Srinuk produksi asli Kabupaten Klaten berpeluang menembus pasar ekspor. Salah satu pasar yang menjanjikan untuk mengekspor Rajalele Srinuk yakni Arab Saudi.

Hal itu disampaikan Bupati Klaten, Sri Mulyani, saat ditemui Solopos.com di Pendapa Pemkab Klaten, Selasa (11/4/2023) siang. Peluang Rajalele Srinuk menembus pasar ekspor tersebut diperoleh Mulyani dari Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, saat berkunjung ke penggilingan beras Desa Kepanjen, Delanggu, Senin (10/4/2023).

Advertisement

Pada kesempatan itu, Mulyani membeberkan perjalanan pengembangan Rajalele Srinuk hingga mendapatkan hak perlindungan varietas tanaman (PVT) dari Kementerian Pertanian (Kementan). Saat ini, permintaan beras Rajalele Srinuk sangat tinggi. Sampai-sampai petani dan distributor kewalahan memenuhi permintaan.

Meski mulai dikenal dan diminati, Mulyani berharap Rajalele Srinuk bisa menasional dan berharap Mentan bisa ikut mempromosikan beras dari varietas padi unggulan Klaten tersebut. “Saya berharap Srinuk di-branding lebih nasional lagi seperti Pandanwangi di Cianjur,” kata Mulyani.

Advertisement

Meski mulai dikenal dan diminati, Mulyani berharap Rajalele Srinuk bisa menasional dan berharap Mentan bisa ikut mempromosikan beras dari varietas padi unggulan Klaten tersebut. “Saya berharap Srinuk di-branding lebih nasional lagi seperti Pandanwangi di Cianjur,” kata Mulyani.

Mulyani pun mengaku sempat menyampaikan hal itu kepada Menteri Pertanian yang malah menawarkan agar beras Rajalele Srinuk asli Klaten itu dijual ke luar negeri atau ekspor melalui kerja sama dengan harga yang disesuaikan. Ada peluang ke Arab Saudi karena di sana banyak WNI.

Selain peluang ekspor itu, Mulyani mengatakan ada peluang kerja sama lainnya untuk memopulerkan beras Rajalele Srinuk. Mulyani segera menindaklanjuti tawaran itu bersama dinas terkait.

Advertisement

Mal Beras

Mentan, kata Mulyani, sempat menyarankan Klaten membikin pasar atau mal beras. Mulyani menjelaskan sudah ada rencana itu. Namun, rencana itu urung dilakukan lantaran ada pandemi hingga anggaran untuk menggulirkan rencana itu di-refocussing.

Mulyani menjelaskan di Klaten, Rajalele Srinuk merupakan beras khusus atau di atas beras premium. Harga Rajalele Srinuk ini cukup tinggi. Meski harganya tinggi, permintaan konsumen atas beras tersebut juga tinggi. “Semoga saja bisa ekspor. Memang Indonesia bersaingnya dengan Vietnam,” katanya.

Mulyani menjelaskan saat ini para petani sudah mulai percaya diri menanam varietas Rajalele Srinuk. “Perkembangan Rajalele Srinuk ini sangat cepat. Terbukti bahwa saat ini para distributor, penggilingan kewalahan memenuhi permintaan dari luar kota,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu, berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Solopos.com dari Bagian Prokopim Setda Klaten, Mentan Syahrul yasin Limpo mengatakan Rajalele Srinuk asal Klaten harus menjadi trademark atau satu nama merek yang khusus di Klaten.

“Saya kira kalau ini diseriusi, Rajalele akan menjadi ikon perberasan Indonesia yang standarnya bisa kita lihat. Tinggal dibuat manual apa sih kelebihan Rajalele, butirannya besar, kebersihannya oke, wangi, pulen dan lain sebagainya,” tuturnya.

Syahrul juga menyarankan Pemkab Klaten dan pengusaha membuat gudang atau sentra perberasan Rajalele. Yasin juga mengaku sudah meminta ke Dirjen terkait untuk mengirimkan sampel beras IP400 Rajalele itu ke menteri-menteri bahkan ke Presiden, Wakil Presiden.

Advertisement

“Saran saya, agar dibuatkan pasar beras rajalele. Nanti kami akan ikut promosi, dan ini bisa jadi target ekspor kita,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif