Soloraya
Sabtu, 3 November 2012 - 18:06 WIB

Wow, Jalan Layang Khusus Pejalan Kaki Bakal Hubungkan Terminal Tirtonadi dengan Stasiun Balapan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jalan layang khusus pejalan kaki sudah banyak dibangun di negara-negara maju dan menjadi salah satu ciri khas kota, salah satunya Milennium Bridge yang membentang di atas Sungai Thames, London, Inggris ini. (pricetags.com)

Jalan layang khusus pejalan kaki sudah banyak dibangun di negara-negara maju dan menjadi salah satu ciri khas kota, salah satunya Milennium Bridge yang membentang di atas Sungai Thames, London, Inggris ini. (pricetags.com)

SOLO – Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mewacanakan membangun jalan kaki layang untuk menghubungkan Terminal Tirtonadi dengan Stasiun Balapan Solo. Hingga kini, Pemkot masih menyiapkan konsep rencana integrasi Tirtonadi-Balapan.
Advertisement

Demikian disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Yosca Herman Sudrajad ketika dijumpai wartawan di Manahan, Sabtu (3/11/2012). Yosca mengatakan wacana tentang integrasi Terminal Tirtonadi dengan Stasiun Balapan Solo sudah mulai digagas sejak setahun terakhir. Pihaknya bahkan mengaku telah melakukan studi untuk mengintegrasikan terminal dengan stasiun.

“Ada dua alternatif rancangan jalur penghubung Stasiun Balapan dengan Terminal Tirtonadi. Keduanya dinilai mampu mengintegrasikannya,” kata Yosca. Yosca menyebutkan kedua alternatif nanti tanpa perlu merugikan pemilik hunian di sepanjang jalur tersebut. Kedua alternatif yang disiapkan adalah membangun jalan kaki layang dan jalan penghubung terminal dengan stasiun yang melintasi perkampungan. Untuk jalan kaki layang, Yosca menjelaskan jalan tersebut akan dibangun di atas permukiman penduduk. Dalam pelaksanaan nanti tidak akan memangkas bangunan rumah milik warga yang dilalui jalan kaki layang.

Sementara alternatif lain, dia menambahkan membangun jalan yang akan menghubungkan antara Terminal dengan Stasiun. Jalan tersebut melintasi permukiman penduduk, namun juga tanpa ada pembebasan tanah. “Studi yang kami miliki seperti itu. Tapi ini baru sebatas wacana saja,” katanya.

Advertisement

Menurut Yosca, selama ini Terminal Tirtonadi dengan Stasiun Balapan belum terintegrasi secara baik. Penumpang dari terminal yang akan melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Balapan atau sebaliknya masih memanfaatkan jasa becak, ojek dan taksi. Dijelaskannya, jarak Terminal Tirtonadi dengan Stasiun Balapan sepanjang 300 meter. Keduanya dipisahkan perkampungan padat penduduk di Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari. “Pembangunan ini butuh memerhatikan faktor itu juga perlu bersepaham dengan PT KAI [Kereta Api Indonesia] selaku pemilik aset lahan di area Stasiun Balapan,” tuturnya.

Dia mengatakan akan berkoordinasi lebih lanjut dengan PT KAI terkait wacana tersebut. Namun untuk merealisasikannya, Yosca mengatakan akan dilaksanakan setelah seluruh pembangunan Terminal Tirtonadi rampung. “Kami akan selesaikan dulu terminalnya. Nanti baru setelah itu arahnya integrasi dengan Stasiun Balapan,” katanya.

Saat ini, Yosca mengatakan wacana integrasi Terminal Tirtonadi dan Stasiun Balapan masih dalam pengkajian. Setelah itu, pihaknya akan menyusun detail engineering design (DED) guna membahas lebih lanjut wacana tersebut. Termasuk berapa dana yang dibutuhkan untuk merealisasikan wacana integrasi terminal dan stasiun. “Jelas butuh dana besar. Tapi berapa nilainya belum tahu. DED saja belum. Ini kan baru wacana saja,” katanya.

Advertisement

Sebagaimana diketahui tim Wahana Tata Nugraha (WTN) dalam kunjungannya ke Kota Solo belum lama ini merekomendasikan adanya integrasi Stasiun Balapan dengan Terminal Tirtonadi. Tim WTN menilai antarfasilitas penyedia moda angkutan umum massal di Solo belum seluruhnya terintegrasi. Sedianya melalui jalur penghubung, pengguna jasa transportasi akan mudah mengakses stasiun, terminal, hingga bandara.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif