Soloraya
Selasa, 23 Februari 2021 - 02:00 WIB

Wow! Lukisan Sepanjang 32,4 Meter Gambarkan Bahaya Sampah

Taufiq Sidik Prakoso  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penanggung Jawab Sanggar Lima Benua, Temanku Lima Benua, 19, menunjukkan lukisan sepanjang 32,4 meter yang menggambarkan tentang tragedi TPA Leuwigajah yang menjadi cikal bakal lahirnya Hari Peduli Sampah Nasional, Senin (22/2/2021). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Sanggar Lima Benua, Desa Belangwetan, Kecamatan Klaten Utara menggelar pameran bertajuk Bahayanya Sampah. Pameran yang digelar hingga 25 Februari 2021, diharapkan bisa semakin menyadarkan masyarakat terkait pentingnya mengolah sampah.

Pameran tersebut digelar dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional atau HPSN yang diperingati saban 21 Februari. Ada sekitar 30 karya yang dibikin dari sampah seperti wayang dari kaleng bekas dan kerajinan para ibu di bank sampah dari tutup botol. Karya lain yakni lukisan sepanjang 32,4 meter dengan lebar 40 sentimeter.

Advertisement

Penanggung Jawab Sanggar Lima Benua, Temanku Lima Benua atau yang akrab disapa Liben, 19, mengatakan lukisan itu merupakan hasil karyanya yang dibikin kurang dari sebulan. Lukisan yang dia beri nama gambar telenovela itu mengisahkan tentang lahirnya peringatan HPSN.

Baca jugaUnik! Di Desa Jonggrangan Klaten Ada Puluhan Orang Kembar

Advertisement

Baca jugaUnik! Di Desa Jonggrangan Klaten Ada Puluhan Orang Kembar

Kertas Bekas

Lukisan hitam-putih itu dia bikin dari kertas bekas percetakan dengan pewarna menggunakan arang dan injet. Cerita yang ada pada lukisan tersebut mengisahkan dari awal mulai diresmikan TPA Leuwigajah, Jawa Barat hingga ditetapkan HPSN.

“Lukisan diawali pembukaan TPA Leuwigajah oleh Menteri PU saat itu Bapak Radinal Muchtar pada 1987. TPA ini menggunakan sistem open dumping. Warga di tiga desa membuang sampah di TPA dengan cara menumpuk lebih dari 12 tahun sehingga gunung sampah setinggi 50-70 meter. Pada 20 Februari 2005 ada hujan lebat dan saat itu gas metan di dalamnya tidak bisa keluar sehingga meledak pada pukul 02.00 WIB saat warga desa tertidur. Terjadi longsor dan memakan korban,” kata Liben saat ditemui di sela pembukaan pameran, Senin (22/2/2021).

Advertisement

Baca jugaSilent City, Membicarakan Kembali Kultur Kreatif Kota Solo…

Pameran Virtual

Pada pameran itu Liben juga mengajak berbagai pihak agar mengelola sampah dengan benar di masa pandemi Covid-19. Pasalnya, produksi sampah cenderung meningkat seiring penggunaan APD untuk mencegah persebaran Covid-19. Pada kesempatan itu, Liben berharap pemerintah memberikan perhatian khusus pada pengelolaan limbah medis terutama masker dan APD yang sekali pakai.

Liben mengatakan lantaran digelar di tengah pandemi, pameran digelar secara virtual melalui akun youtube Temanku Lima Benua. Pameran yang digelar Sanggar Lima Benua itu mendapatkan dukungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) serta PT Tirta Investama Klaten.

Advertisement

Kepala DLHK Klaten, Srihadi, berharap dari pameran itu gerakan memilah sampah dari rumah bisa semakin menjadi kebiasaan. “Kalau tidak dikelola akan berbahaya sementara kalau dikelola ada nilai ekonomisnya,” kata Srihadi.

Baca jugaKeren, Panggung Konser Mini Bikinan Pria Klaten Viral di Media Sosial

Srihadi mengatakan selama ini upaya mengurangi sampah sudah dilakukan melalui TPS 3R, bank sampah, sekolah adiwiyata, serta peternak maggot. Dari 18 TPS 3R, bisa mengurangi sampah sekitar 14 ton per hari. Sementara, produksi sampah di Klaten per hari rata-rata 300 ton.

Advertisement

“Saat pandemi ini memang ada peningkatan tetapi tidak signifikan. Untuk limbah infeksius terkait Covid-19 ditangani langsung dari Pemprov Jateng dan itu langsung dimusnahkan,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif