SOLOPOS.COM - Bupati Yuni Sukowati (dua dari kanan) bersama suaminya Akbar Zulkifli Oesman (kanan) berfoto bersama para peserta karnaval di Jalan Raya Sukowati Sragen, Minggu (29/5/2022). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Perhelatan Hari Jadi ke-276 Kabupaten Sragen, Jawa Tengah sudah tuntas pada Minggu (29/5/2022) dan ditutup dengan Karnaval Pembangunan.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen mengklaim 5.000 penonton hadir saat Karnaval Pembangunan. Nah, selama perayaan Hari Jadi Sragen memakan waktu hampir sebulan ini mampu menggerakan roda perekonomian masyarakat Sragen.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Peredaran uang selama rangkaian kegiatan Hari Jadi Sragen mencapai miliaran rupiah. Prediksi perputaran uang itu diungkapkan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, saat ditemui Solopos.com di Jl. Raya Sukowati Sragen, Minggu sore.

Yuni, sapaan akrabnya, melihat hiburan yang disajikan selama perayaan Hari Jadi menjadi magnet orang untuk datang. Puncaknya pada konser musik Kangen Band di Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen, Sabtu (28/5/2022) malam.

“Banyak yang hadir. Di satu sisi, Kangen Band kangen tampil dan di sisi lain masyarakat juga kangen mendapatkan hiburan. Akibatnya jalanan macet sehingga jumlah pengunjung di luar perkiraan. Sebegitu banyak yang menyambut baik hiburan. Yang patut diacungi jempol kerumunan ribuan orang tidak ada kerusuhan,” ujar Yuni.

Baca Juga : Heboh! Ribuan Warga Tumplek Blek di Jalan Raya Sukowati Sragen

Yuni tidak memungkiri ada kekurangan, seperti faktor keamanan. Dia mendengar banyak orang kehilangan ponsel dan benda berharga lain.

Di tengah kerumunan ribuan orang itu, kata dia, potensi kejahatan memungkinkan terjadi. Dia juga menyinggung saat Kemukus Berselawat pun mendengar aduan serupa.

“Yang perlu dicatat serangkaian acara Hari Jadi Sragen itu mampu menggerakan perekonomian masyarakat. Apapun yang dijual laku,” tuturnya.

Bupati Yuni menyebut salah satu acara yang panen besar, yakni pameran bonsai. Dia menyebut perputaran uang selama pameran bonsai mencapai miliran rupiah.

Baca Juga : Sakjose, Konser Kangen Band di Sragen, Ribuan Warga Banjiri Alun-Alun

“Padahal momentum itu sebenarnya tidak tahu apakah boleh atau tidak. Semua serba mendadak. Alhamdulillah Presiden membolehkan membuka masker di luar ruangan. Itu menjadi daya dorong. Kalau tidak ada itu penjagaan protokol kesehatan sedemikian luar biasa,” jelasnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, legislator Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah, Untung Wibowo Sukawati, menerangkan perubahan dari pandemi menuju endemi harus ditindaklanjuti dengan menggerakan ekonomi masyarakat.

Dia mencontohkan menggerakan ekonomi kreatif anak-anak muda menjadi alternatif untuk menumbuhkan perekonomian.

“Seperti gerakan Senam Sicita itu wujud nyata menggerakan komponen. Kemudian, di Senayan ada Festival Kopi juga sebagai upaya menumbuhkan ekonomi kreatif. Sekarang banyak anak-anak muda membuka usaha kafe kopi. Mereka memiliki jiwa wirausaha. Jadi partai tidak melulu bicara politik tetapi mendorong tumbuh ekonomi masyarakat,” jelasnya.

Baca Juga : Ratusan Goweser Tour De Sragen Dilepas, Begini Keseruannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya