SOLOPOS.COM - Warga terdampak pembanguan PLTS WGM mengikuti Konsultasi Publik Amdal dan IPSDA di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Kamis (25/5/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — PT Indonesia Power bakal membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS berkapasitas 100 Megawatt di Waduk Gajah Mungkur atau WGM Wonogiri pada 2024.

Pembangunan PLTS ini bagian dari upaya percepatan mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 di Indonesia. Manager Generation Business Development PT Indonesia Power, Puguh Anantawidya, mengatakan PLTS bakal dibangun mengapung di WGM Wonogiri.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Targetnya PLTS bisa beroperasi mulai Maret 2024. Pada umumnya pengerjaan konstruksi PLTS selama 12 bulan. Tetapi untuk pembangunan PLTS di Wonogiri dilakukan akselerasi untuk mengejar target bauran EBT 23% pada 2025 di Indonesia.

Dia menjelaskan luas area genangan WGM Wonogiri yang akan dimanfaatkan sebagai PLTS seluas 130 hektare (ha) atau 2% dari total luas genangan WGM yang mencapai 5.800 ha.

Selain itu luas area darat di tepi WGM yang digunakan sebagai switchyard atau pelataran langsir seluas 7,89 ha. Kedua area itu berada di wilayah Desa Boto, Kecamatan Baturetno. PLTS tersebut akan berkapasitas 100 Megawatt dan akan disalurkan di Wonogiri serta beberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah.

“Pertimbangan pembangunan PTLS ini karena ada target bauran EBT. Kemudian, energi fosil [yang digunakan sebagai pembangkit listrik] ini kan sudah mau habis ya. Kalau kami tidak membangun PLTS dari sekarang, dikhawatirkan nanti tidak bisa menggunakan energi untuk listrik. Apalagi kita kan terikat Paris Agreement,” kata Puguh saat diwawancarai Solopos.com di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Kamis (25/5/2023).

Masa Pakai 20 Tahun

Sebagai informasi, Paris Agreement merupakan perjanjian internasional untuk mengurangi emisi karbondioksida dan gas rumah kaca lain untuk membatasi pemanasan global. Puguh melanjutkan proyek pembangunan PLTS di WGM Wonogiri bernilai sekitar Rp1 triliun.

PLTS WGM diproyeksikan memiliki masa pakai 20 tahun. Puguh menjamin PLTS tidak akan menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun. Sebab PLTS ini memanfaatkan sinar matahari untuk menghasilkan tenaga listrik. 

Menurut dia, pemilihan lokasi PLTS terapung di Desa Boto karena lokasi tersebut dinilai paling aman untuk dimanfaatkan sebagai tempat PLTS. Ketika musim kemarau, lokasi tersebut masih cukup genangan air untuk ditempati panel-panel PLTS. Selain itu tidak mengganggu pergerakan air waduk. 

“Dalam proses konstruksi, PLTS akan menyerap tenaga kerja 100 orang untuk tenaga ahli dan 400-500 orang untuk tenaga kerja pendukung,” ujar dia. 

Konsultan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) Pembangunan PLTS WGM Wonogiri dari PT Sucofindo, Budi Utomo, menyampaikan saat ini pembangunan PLTS WGM dalam proses kajian amdal. Pada umumnya proses pembuatan amdal membutuhkan waktu 6-8 bulan.

Namun, pada pembangunan PLTS ini dimungkinkan bisa lebih cepat daripada itu lantaran pembangunan tersebut merupakan pembangunan akselerasi. 

“Ini proyek nasional strategis, sehingga ada upaya-upaya dari kami agar proses amdal ini bisa selesai dalam tiga-enam bulan. Secara teknis, kami sudah membuat kerangka acuan,” kata Budi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya