SOLOPOS.COM - Remaja SMA perajin limbah aren, Belatian Detiara, memegang produknya bernama Kerren, beberapa waktu lalu. (Istimewa)

z" class="Am Al editable LW-avf tS-tW tS-tY" role="textbox" aria-label="Isi Pesan">

Solopos.com, BOYOLALI – Murid Kelas XII SMAN 1 Banyudono Boyolali, Belatian Detiara, 18, yang merupakan perajin limbah aren di Boyolali menyabet medali emas dalam lomba Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (Fiksi) 2022 tingkat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Belatian menyabet medali emas dalam bidang perlombaan kriya kategori bisnis berjalan dengan Kerajinan Rotan dan Limbah Aren atau Kerren.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Bela mengatakan awalnya dirinya bersaing dengan 1.533 rencana bisnis dari siswa SMA/MA seluruh Indonesia. Kemudian, dipilihlah 100 rencana bisnis yang masuk dalam finalis Fiksi 2022.

“Persiapan saya sendiri untuk Fiksi 2022 sudah lama, setahun mungkin. Belajar dari Fiksi 2021 saya baru jadi finalis rencana bisnis, jadi persiapan Fiksi 2022 lebih matang,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Jumat (18/11/2022).

Bela menyebutkan untuk lomba Fiksi 2022 sendiri telah dimulai sekitar Mei dan baru diumumkan pemenangnya pada Kamis (17/11/2022) malam.

Baca juga: Hendak Dipanen Jokowi, Padi Panen Raya di Boyolali Roboh

Sebelumnya, remaja perajin limbah aren Boyolali telah melalui tahapan pengiriman rencana bisnis dan presentasi sebelum menyabet medali emas pada ajang tersebut.

Ia mengaku senang saat usahanya berhasil. Bela mengatakan kemenangan tersebut berkat banyak pihak yang mendukung seperti kedua orang tua, guru pembimbing, dan teman-temannya.

“Ke depan pengembangannya seperti rencana semula yaitu pemasaran diperluas semoga bisa ekspor, barangnya diperbanyak, dan menambah pegawai juga,” kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Bela mulai membuat kerajinan tersebut pada 25 Juli 2021. Awalnya, ia bergabung dalam ekstrakurikuler karya ilmiah remaja di sekolahnya.

“Awalnya waktu kelas IX SMP itu lewat di daerah Daleman, Klaten. Di sana itu banyak limbah pati aren, jadi tempatnya kotor dan bau. Kemudian, kepikiran bagaimana caranya mengolah produk limbah tersebut supaya ramah lingkungan,” ujarnya saat dijumpai wartawan di rumahnya, Dukuh Miri, Desa Bendosari, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Minggu (13/11/2022).

Baca juga: Hasil Survei: Masyarakat Puas pada Program Merdeka Belajar, Kalau Anda?

Kemudian, waktu kelas X SMAN 1 Banyudono Boyolali, remaja perajin limbah aren ini mendapatkan informasi terkait lomba Fiksi Kemendikbud Ristek tersebut. Dirinya lalu terpikirkan limbah pohon aren yang ada di Daleman.

Dibantu oleh guru pembimbing dan ayahnya yang juga bekas pengrajin rotan, dirinya mencoba memelintir limbah pohon aren tersebut.

Akhirnya, dia berhasil membuat inovasi kerajinan tangan dari limbah pohon aren lalu dirakit dengan rotan. Jadilah kreasi dari limbah aren dan rotan berupa tas piring, tempat sampah, wadah kucing, vas bunga, dan lain sebagainya.

“Buatnya 2021, kemudian 2022 kemarin waktu pameran di Bendosari dilihat oleh Ibu Desy [istri Bupati Boyolali, M. Said Hidayat]. Dan ibu sering pesan,” jelasnya.

Ia mengatakan istri Bupati Boyolali tersebut pernah memesan sekitar 20 tas untuk sebuah acara. Ia juga mengaku produknya juga sering dipamerkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali. “Terakhir di Boyolali Expo kemarin juga dipamerkan,” kata dia.

Baca juga: Nadiem Tak Usulkan Reog ke UNESCO, Bupati dan Seniman Ponorogo Kecewa

Remaja perajin limbah aren Boyolali mengatakan untuk pembuatan kerajinan dari  limbah aren tersebut dimulai dari membersihkan dan mengeringkan pati aren selama dua hingga tiga hari.

Untuk proses pembuatan satu barang, sebut Bela, hanya berkisar beberapa jam atau satu hari tergantung kesulitan dan besarnya barang.

“Saya kerjakan di rumah, bahkan sempat tidak tidur karena mengerjakan pesanan. Namun, saya tetap komitmen sekolah, sehingga tidak bolos,” jelasnya.

Dalam membuat kerajinan dari limbah aren, Bela lebih sering membuat sendiri. Akan tetapi, ketika dikejar target, dirinya akan meminta bantuan ayahnya dan satu tenaga kerja lagi.

Pemasaran barang-barang kerajinan dari tangan Bela tersebut telah dipasarkan di Soloraya dan Yogyakarta.

Baca juga: PUNGUTAN SEKOLAH : Ini Kata Dikpora Boyolali Soal Pengadaan Foto Jokowi-JK



Dalam sebulan, gadis 18 tahun tersebut bisa mendapatkan omzet Rp300.000 – Rp1 juta. Barang yang ia jual juga memiliki harga yang bervariasi dimulai dari Rp25.000 – Rp200.000 tergantung model dan kerumitan.

Sementara itu, ibu Bela, Aprilia Saraswati, 39, sangat mendukung putrinya yang memang terlihat bakatnya di bidang kriya.

Menurut April, saat kelas IV SD putrinya juga pernah menjuarai lomba kriya di tingkat Kecamatan Sawit dengan memilin rotan menjadi barang-barang seperti Kerren tersebut.

“Dulu diajari bapaknya. Itu bisa seperti ini, kami sebagai orang tua hanya bisa mendoakan yang terbaik,” ujar ibu dua anak tersebut.

Baca juga: Bangun Jembatan Lintas Generasi, Bahasa Daerah Jadi Mulok di Sekolah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya