SOLOPOS.COM - Tari Gambyong Kolosal (Farid Syafrodhi/Espos)

Tari Gambyong Kolosal (Farid Syafrodhi/Espos)

Jalan Pemuda Klaten, Minggu (15/7/2012) pagi, dipenuhi oleh para penari. Sebanyak 15.000 penari yang terdiri atas siswi SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA se-Klaten, unjuk gigi menari Tari Gambyong di tengah jalan tersebut.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pertunjukan seni tari itu dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Namun sebelum dimulai, jalan tersebut telah dipenuhi oleh warga yang ingin menyaksikan secara langsung tari kolosal itu.

Semua penari dari berbagai sekolah itu mengenakan selendang yang dibalutkan di perut. Mereka berlenggak lenggok mengikuti irama musik gamelan. Ada yang mengenakan busana tari Jawa lengkap dengan asesorisnya. Ada pula penari yang hanya mengenakan kostum ala kadarnya, dengan seragam olahraga sekolah. Kendati mengenakan kostum seadanya, para penari itu tetap berbaris rapi bersama ribuan penari lainnya.

Puluhan pengeras suara juga tersebar di pinggir Jalan Pemuda sepanjang lebih kurang dua kilometer itu. Para penari berbaris, mulai dari simpang empat GOR Gelarsena Klaten hingga simpang tiga Tugu Adipura.

Pertunjukan Tari Gambyong secara kolosal itu juga menyedot perhatian ribuan warga yang ingin menonton. Mereka menyemut di jalur lambat sambil mengabadikan momen spektakuler itu dengan ponsel mereka masing-masing.
Salah satu penari dari SMK Muhammadiyah Klaten, Novia Sepa Dewi, 17, mengaku bangga bisa menari dan berpartisipasi dalam peringatan HUT Ke-208 Kabupaten Klaten ini.

“Saya jadi semakin suka dengan Tari Gambyong. Banyak pengalaman yang saya dapatkan dari pertunjukan ini,” ujar Novia saat ditemui Solopos.com sesuai menari. Untuk bisa tampil maksimal, ia dan rekan-rekannya harus berlatih Tari Gambyong selama tiga pekan.

Ketua Umum Perayaan HUT Ke-208 Klaten, Otto Saksono, mengatakan dalam pertunjukan bertajuk Klaten Spektakuler ini pihaknya sengaja memberikan sajian berbeda dari yang biasanya. “Biasanya para penari berada di panggung lalu para penontonnya di luar panggung. Kali ini pertunjukannya kami buat berbeda. Jadi masyarakat bisa bebas menonton tari dari spot mana pun,” terang Otto.

Sementara itu, Bupati Klaten, Sunarna, akan menggelar kegiatan kolosal serupa untuk tahun-tahun mendatang. Ia menilai kegiatan ini sangat positif karena bisa melibatkan ribuan peserta remaja dalam pertunjukan seni daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya