Soloraya
Senin, 26 Desember 2022 - 08:42 WIB

Yakini Potensi Anak Down Syndrome, YPCM Boyolali Bekali Kemampuan Fasilitator

Nimatul Faizah  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - suasana workshop untuk fasilitator anak dengan down syndrome oleh YPCM Boyolali di Hotel Amrani Syariah Solo, Sabtu – Minggu (23 – 24/12/2022). Workshop tersebut digelar untuk membekali fasilitator anak dengan down syndrome untuk dapat lebih memahami dan menggali potensi anak dengan down syndrome. (Istimewa/YPCM Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI–Yayasan Penderita Cacat Mental (YPCM) Boyolali menggelar workshop Dukungan Pembelajaran Anak dengan Down Syndrome (DS) bagi para pendamping atau fasilitator bagi anak binaan di Hotel Amrani Syariah Solo, Sabtu – Minggu (23 – 24/12/2022).

Ketua YPCM Boyolali, Rosihan Ari, meyakini anak dengan down syndrome memiliki potensi kecerdasan dan kinestetik yang bisa dikembangkan. Sehingga, pelatihan tersebut diadakan untuk memberikan pembekalan bagi fasilitator anak down syndrome.

Advertisement

“Permasalahan utamanya adalah bagaimana cara dan pendekatan dalam pemberian dukungan pendampingan belajar disesuaikan dengan kebutuhan mereka,” ujarnya kepada Solopos.com, Senin (26/12/2022).

Dalam workshop tersebut, jelas Ari, YPCM Boyolali mengundang langsung para pakar pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK) yaitu dosen UNJ, Lalan Erlani dam dosen UNS Joko Yuwono.

Advertisement

Dalam workshop tersebut, jelas Ari, YPCM Boyolali mengundang langsung para pakar pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK) yaitu dosen UNJ, Lalan Erlani dam dosen UNS Joko Yuwono.

Ari menjelaskan dalam workshop tersebut, sebanyak 17 fasilitator guru SD dan PAUD asal Selo dan Banyudono, akan dilatih untuk melakukan asesmen profiling data dan kebutuhan setiap anak DS secara simulasi.

Baca Juga: Apa Itu Penyakit Alopecia, Ini Penjelasannya

Advertisement

“Dengan metode seperti ini, langkah pembelajaran benar-benar bersifat adaptable disesuaikan dengan kebutuhan dan target perkembangan tiap anak. Follow up dari kegiatan workshop ini nantinya peserta menerapkan asesmen terhadap anak binaan YPCM di daerahnya masing-masing dengan diberikan pendampingan dari narasumber,” kata dia.

Dalam paparan workshop, salah satu narasumber, Lalan Erlani, mengungkapkan paparan tentang mengenal dan memahami anak dengan Down Syndrome.

Ia menjelaskan beberapa keunikan anak DS seperti sering disebut dengan seribu wajah karena setiap penderita DS memiliki karakteristik wajah yang hampir sama.

Advertisement

“Secara definisi, down syndrome ini merupakan kelainan kongenital multiple akibat materi genetik pada kromosom 21 atau trisomi. Nama down syndrome sendiri diambil dari sang penemu, John Langdon Down pada 1866,” jelas Lalan.

Baca Juga: Sragen Createa Festival 2022 Dibuka dengan Penampilan 10 Anak SLB  

Kelainan kongenital pada anak, jelas Lalan, dapat memberikan dampak yang luar biasa pada ciri anak DS dan risiko untuk memiliki penyakit tertentu.

Advertisement

Beberapa ciri-ciri anak-anak down syndrome, jelas dia, seperti memiliki otot yang lemah, profil muka datar, bentuk mata monolid, bentuk telinga abnormal, lidah yang besar tak sebanding dengan besar mulut, dan sebagainya.

“Hampir 40% – 60% anak down syndrome memiliki penyakit jantung kongenital. Jadi misal ada anak down syndrome, lakukan ekokardiogram. Bila ditemukan kelainan jantung, harus segera dikonsultasikan,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu peserta asal Selo, Wahyuningsih, mengungkapkan sangat gembira dengan diadakannya pelatihan tersebut karena dapat menambah wawasannya sebagai fasilitator anak dengan Down Syndrome.

Baca Juga: Kenapa Anak Down Syndrome Punya Wajah Mirip?

“Jadi ini sangat menambah wawasan kami dalam memberikan ilmu kepada anak terutama penyandang DS yang saya dampingi dan umumnya pada anak disabilitas lainnya,” kata dia.

Ia berkomitmen pengetahuan yang ia dapat akan ditindaklanjuti untuk mendampingi anak down syndrome serta disampaikan kepada orang tua.

“Sehingga kami berharap ada perubahan yang lebih baik dalam menuju tercapainya keberhasilan dalam pendidikan di sekolah maupun rumah,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif