Soloraya
Sabtu, 19 November 2016 - 08:10 WIB

YAQOWIYU KLATEN : 2 Pengunjung Jadi Korban Pencopetan Saat Sebaran Apam

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melapor ke Mapolse Jatinom karena menjadi korban pencopetan saat acara sebaran apam Yaqowiyu, Jumat (18/11/2016). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Yaqowiyu Klaten, pencopet beraksi saat ribuan orang berdesakan berebut apam di puncak acara Yaqowiyu.

Solopos.com, KLATEN — Sedikitnya dua pengunjung melapor ke Mapolsek Jatinom karena menjadi korban pencopetan saat puncak acara Yaqowiyu di Kecamatan Jatinom, Klaten, Jumat (18/11/2016). Dari kejadian itu, para korban mengalami kerugian ratusan ribu rupiah.

Advertisement

Salah satu pelapor, Sri Rahayu, 48, mengaku kehilangan dompet berisi uang serta surat-surat penting. Ia menyadari dompet yang ia simpan di dalam tas hilang saat hendak membeli apam di sekitar Masjid Besar Jatinom.

“Saat itu sudah memilih apam yang mau dibeli. Ketika mau ambil dompet, ternyata resleting tas sudah terbuka. Dompet sudah tidak ada,” kata warga Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo tersebut saat ditemui wartawan di Mapolsek Jatinom.

Ia tak tahu siapa yang mengambil dompetnya. Saat kejadian, kondisi sekitar kawasan masjid dijejali ribuan warga yang berdatangan saat puncak acara Yaqowiyu. “Dompet berisi KTP, kartu PKH [program keluarga harapan], Kartu Indonesia Pintar, serta uang Rp700.000,” urai wanita yang datang bersama rombongan asal Sukoharjo menggunakan kereta kelinci.

Advertisement

Pengunjung lainnya yang melapor ke Mapolsek Jatinom, Sarijem, 46, juga mengaku kehilangan dompet berisi uang serta surat-surat penting. Ia menjelaskan setelah tradisi sebaran apam di puncak Yaqowiyu digelar ia ke masjid untuk salat.

“Setelah salat itu saya cek ternyata dompet yang ada di dalam tas sudah tidak ada. Setelah diteliti, tas sudah robek kemungkinan disayat pada bagian tepi,” ungkap warga Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, tersebut.

Sarijem juga tak tahu persis pelaku serta kapan peristiwa pencopetan tersebut terjadi. “Sepertinya saat mau wudu itu. Kan kondisinya berdesakan dan saya sempat terdorong-dorong. Mungkin saat didorong tersebut tas saya disayat,” urai dia.

Advertisement

Atas kejadian itu, Sarijem mengaku kehilangan sebuah dompet berisi STNK, KTP, kartu ATM, serta uang Rp500.000. “Setelah kejadian itu saya lantas melaporkan ke mapolsek,” kata wanita yang datang berombongan dari Semarang.

Kapolsek Jatinom, AKP Sri Wiraden, mengaku belum mengetahui secara persis berapa banyak warga yang melapor karena menjadi korban pencopetan. Aparat masih menelusuri pelaku pencopetan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif