Soloraya
Selasa, 31 Oktober 2023 - 09:06 WIB

1.607 Kader Posyandu di Sragen Terus Bergerak Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Tri Rahayu  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para kader posyandu bersama Bupati Sragen bernyanyi bersama dalam kegiatan Jambore Kader Posyandu di Gedung SMS Sragen, Senin (30/10/2023). (Istimewa/Diskominfo Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 1.607 kader pos pelayanan terpadu (posyandu) se-Kabupaten Sragen menggelar Jambore Kader Posyandu di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen, Senin (30/10/2023). Mereka menjadi kader-kader yang terus bergerak di tingkat desa untuk menekan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi/balita (AKB), dan angka stunting.

Tren angka kematian ibu sejak 2021-2023 mengalami penurunan dari 37 kasus di 2021 turun menjadi 14 kasus di 2022 dan 13 kasus per September 2023. Kemudian angka kematian bayi juga menurun dari 103 kasus di 2021, sempat naik menjadi 126 kasus di 2022, dan turun drastis di September 2023 sebanyak 64 kasus.

Advertisement

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, Udayanti Proborini, saat dihubungi Solopos.com, Selasa (31/10/2023), mengungkapkan ada 1.607 orang kader yang ikut dalam Jambore Kader Posyandu di Gedung SMS Sragen. Dia mengatakan rangkaian kegiatan jambore itu dimulai dari senam germas, peningkatan pengetahuan kader dengan materi edukasi terkait dengan integrasi layanan primer (ILP) dari Dinas Kesehatan.

Kemudian, Udayanti melanjutkan edukasi tentang sanitasi air minum aman dari USAID Indonesia Urban Resilient Water, Sanitation, and Hygiene (IUWASH) Tangguh.

“Jambore kader Posyandu ini sebenarnya menjadi rangkaian kegiatan Hari Kesehatan Nasional. Pada jambore itu ditekankan adanya gerakan bersama untuk mengantisipasi AKI, AKB, dan stunting serta sosialisasi terkait dengan integrasi layanan primer,” ujarnya.

Advertisement

Udayanti menerangkan data AKI per September 2023 sebanyak 13 kasus dan AKB sebanyak 64 kasus. Sementara untuk kasus stunting di Sragen, jelas dia, targetnya mengacu pada target pemerintah pusat di 2024 bisa di bawah 14%.

Berdasarkan data entri data di Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM), Udayanti menyebut jumlah kasus stunting di Sragen per September 2023 mencapai 10,78%. Artinya, angka tersebut sudah kurang dari 14%.

“Persentase angka stunting itu dari jumlah balita yang ditimbang. Total jumlah balita yang ditimbang per September 2023 sebanyak 50.681 anak. Kemudian untuk AKI dan AKB tahun ini turun bila dibandingkan dengan AKI dan AKB 2022,” ujarnya.

Advertisement

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati dalam pointernya menerangkan untuk menekan AKI dan AKB diperlukan terobosan serta peningkatan kerja sama lintas sektoral, terutama dalam pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan yang dimaksud, kata dia, termasuk kader kesehatan yang memiliki peran penting dalam menekan angka AKI dan AKB.

Yuni, sapaan akrabnya, menerangkan kader kesehatan ini menjadi pendamping ibu hamil, utamanya yang berisiko tinggi secara terus-menerus. Dia mengatakan kader kesehatan memantau dan mengawasi perkembangan ibu hami risiko tinggi supaya dalam kondisi tertentu bisa melakukan tindakan tepat.

Di sisi lain, Yuni juga menyinggung tentang kasus stunting di Sragen yang masih terdapat perbedaan data antara EPPGM dengan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).

Advertisement
Kata Kunci : Anak Ibu Jambore Posyandu
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif