SOLOPOS.COM - Kunjungan perwakilan Kedutaan Belanda dan UNICEF di SMP Muhammadiyah 2 Masaran Sragen pada Selasa (14/11/2023). (Istimewa/Diah Nursari)

Solopos.com, SRAGEN – Sebanyak 15 sekolah di Kabupaten Sragen menjadi Sekolah Internet Aman dan Sehat (Insan) yang merupakan program dari UNICEF Setara. Hal ini sebagai salah satu strategi untuk mendukung pemenuhan hak dan perlindungan anak.

Staf Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Sragen, Diah Nursari, mewakili Kepala Dinas, Agus Sudarmanto, menguraikan tujuan lain program tersebut adalah untuk menjamin keberlanjutan layanan sesuai kepentingan terbaik anak di tingkat desa/masyarakat.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Hal ini dia sampaikan dalam acara kunjungan perwakilan Kedutaan Belanda dan UNICEF di SMP Muhammadiyah 2 Masaran Sragen pada Selasa (14/11/2023). SMP Muhammadiyah 2 Masaran merupakan salah satu Sekolah Insan. Sementara Belanda merupakan negara donor UNICEF.

Sekolah Insan dibentuk untuk berbagi praktik baik tentang perlindungan anak yang holistik berbasisi individu anak, keluarga, dan komunitas. Diah mengaku pihak Kedutaaan Belanda dan Unicef mengapresiasi atas penyelenggaraan perlindungan anak di Sragen yang tersistematis. Mulai dari pencegahan, deteksi dini, dan penanganan melalui lembaga-lembaga di Sragen.

Selain bertemu dengan pihak sekolah, dalam kesempatan tersebut juga dihadirkan fasilitator masyarakat yang sudah terlatih dari program UNICEF.

Diah menguraikan Sragen menjadi salah satu kabupaten di Jawa Tengah (Jateng) yang menerima program dari UNICEF Setara berupa Safe and Friendly Environment for Childern (Safe 4C) tahap I pada 2021 untuk 15 desa. Kemudian Safe 4C tahap II 2022 untuk lima desa, OCSEA pada 2023 untuk lima desa, selain program Sekolah Insan tersebut.

Penggunaan teknologi di kalangan anak-anak menjadi sarana dan fasilitas pendukung komunikasi dan mengikis sekat baik demografi dan geografi. Namun internet ibarat pedang bermata dua, dan jika tidak pandai menggunakan maka bisa melukai diri sendiri.

Melalui program-program ini promosi lingkungan yang aman melalui pendekatan kesadaran dan respons untuk mencegah dan menangani kekerasan berbasis gender dan anak di lingkungan masyarakat dan lingkungan pendidikan bisa dilakukan.

Sebanyak 15 desa yang merupakan dampingan Safe 4C sudah memiliki peraturan desa tentang perlindungan anak, lembaga layanan pencegahan dan penanganan kekerasan anak dan mekanisme layanan. Kemudian, dari 208 desa dan kelurahan di Kabupaten Sragen, 80% di antaranya sudah memiliki lembaga layanan perlindungan anak.

Selain itu, guna mencegah kekerasan di ranah daring, orang tua berkewajiban membatasi akses maupun penggunaan gawai. Di antaranya dengan menerapkan kata kunci (password), mode anak, penjadwalan penggunaan, dan pendampingan penggunaan gadget.

“Perlu adanya sinergisitas bersama untuk menciptakan lingkungan yang ramah anak,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya