Soloraya
Sabtu, 1 Juni 2024 - 20:01 WIB

2 Bakal Cabup Bicara tentang Kemiskinan di Sragen, Ini Ide Mereka

Tri Rahayu  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi: Untung Wibowo Sukawati saat berbincang dengan wartawan di Taman nDayu Park Sragen, akhir pekan lalu. (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dua bakal calon bupati (cabup) di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah berbicara tentang strategi penanganan kemiskinan yang selama ini menjadi momok di Bumi Sukowati.

Bakal cabup dari PDIP Untung Wibowo Sukawati menyebut mengatasi kemiskinan dengan pembenahan data menuju single data kemiskinan.

Advertisement

Sementara bakal cabup yang mendaftar di empat partai politik (parpol) di Sragen, Sigit Pamungkas menyebut strategi pengentasan kemiskinan dilakukan dari sektor pendidikan keluarga miskin.

Bowo, sapaan Untung Wibowo Sukawati yang juga Ketua DPC PDIP Sragen, melihat dalam penanganan kemiskinan yang terpenting terletak pada data kemiskinan.

Advertisement

Bowo, sapaan Untung Wibowo Sukawati yang juga Ketua DPC PDIP Sragen, melihat dalam penanganan kemiskinan yang terpenting terletak pada data kemiskinan.

Dia menyatakan ke depan akan memotret kondisi riil di masyarakat dengan melibatkan akademisi supaya hasinya objektif.

Dia menginginkan data yang kongkret tentang kemiskinan di Sragen, bahwa yang mana data yang betul-betul membutuhkan, mana yang sudah mandiri dan mana yang bisa diwisuda terbebas dari kemiskinan.

Advertisement

Menjelang pilkada ini, Bowo meminta seluruh struktur dan para legislator terpilih untuk tetap terjun ke lapangan untuk berjuang memenangkan Pilkada Sragen 2024.

Dia mengatakan kader PDIP diperintahkan Ketua Umum PDIP untuk terus konsolidasi dan mendekati masyarakat.

Sementara, Tenaga Ahli Staf Kepresidenan Sigit Pamungkas yang mendaftar di empat parpol memiliki strategi pengentasan kemiskinan yang berbeda.

Advertisement

Sigit mendaftar sebagai bakal cabup di Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS, dan PKB.

Dia melihat kemiskinan itu dari faktor utama penyebab kemiskinannya. Dia mengatakan suatu keluarga miskin biar dapat keluar dari kemiskinan maka harus diperkuat pada sektor pendidikannya.

“Setiap keluarga miskin harus ada yang menempuh pendidikan tinggi. Dengan pendidikan tinggi itu diharapkan terjadi transformasi sosial sehingga mengalami mobilisasi vertikal dari keluarga kurang mampu menjadi keluarga yang sejahtera. Untuk jangka pendeknya, pengentasan kemiskinan dilakukan dengan membantu mereka lewat usaha agar menghasilkan pendapatan bagi keluarga,” jelasnya.

Advertisement

Sigit menyatakan program yang sudah berjalan baik di Sragen sekarang akan dilanjutkan. Dia menyampaikan kesinambungan program yang baik itu penting.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif