SOLOPOS.COM - Siswa SDN 2 Bero, Kecamatan Trucuk, Klaten, mengikuti ekstrakurikuler tari di sekolah setempat, Kamis (21/9/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Sebanyak 26 sekolah dasar negeri atau SDN di Klaten melakukan uji coba penerapan sekolah interaktif terpadu. Pada program yang digulirkan Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten itu, aktivitas pembelajaran di sekolah berlangsung sehari penuh atau full day.

Salah satu sekolah yang melakukan uji coba program itu yakni SDN 2 Bero, Kecamatan Trucuk. Program itu sudah digulirkan di sekolah tersebut sejak awal tahun ajaran 2023/2024 pada Juli lalu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Aktivitas pembelajaran di sekolah lebih lama dibandingkan sebelumnya dan pembelajaran berlangsung pada Senin-Jumat. Sementara Sabtu-Minggu libur. Program tersebut di antaranya untuk pengembangan budaya religius serta pengembangan pembiasaan bahasa Jawa dan budaya Jawa.

Kepala SDN 2 Bero, Trucuk, Klaten, Lanjar Sri Widodo, mengatakan melalui program sekolah interaktif tersebut, aktivitas pembelajaran di sekolah berlangsung full day.

Aktivitas pembelajaran siswa kelas I sampai pukul 13.15 WIB, kelas II dan III sampai pukul 13.50 WIB, serta kelas IV, V, dan VI pukul 15.00 WIB. Sementara aktivitas pembelajaran pada Jumat hingga pukul 11.00 WIB. Sabtu dan Minggu siswa libur.

Sebelum ada program tersebut, pembelajaran di sekolah berlangsung dari Senin hingga Sabtu. Aktivitas pembelajaran di sekolah maksimal hingga pukul 12.10 WIB.

Lanjar mengatakan program itu digulirkan setelah melalui pembahasan dengan komite sekolah dan orang tua siswa. Orang tua setuju bergulirnya program tersebut termasuk kegiatan ekstrakurikuler.

Melalui program sekolah interaktif yang digulirkan di Klaten pada tahun ajaran ini, Lanjar mengatakan ada penguatan karakter religius serta kebudayaan. Penguatan karakter religius itu melalui Salat Duha dan Salat Zuhur berjamaah.

“Kemudian ada ekstra tahfiz Al Qur’an. Ini menangkap keinginan dari orang tua mengingat banyak yang berasal dari TK ABA,” kata Lanjar saat ditemui Solopos.com di SDN 2 Bero, Kamis (21/9/2023).

Sementara itu, penguatan kebudayaan melalui ekstrakurikuler Bahasa Jawa, karawitan, serta tari. Rencananya, bakal ada program satu hari berbahasa hingga berbusana Jawa yang diberlakukan di SDN 2 Bero.

Tak Melulu di Kelas

“Saat ini sedang kami persiapkan. Ini dilakukan agar anak-anak tetap mencintai bahasa ibu. Ini yang menjadi salah satu unggulan,” kata dia.

Ekstrakurikuler lainnya yakni drumben serta information technology (IT). Ekstrakurikuler itu digelar dari siang sampai sore setelah aktivitas pembelajaran dari pagi hingga siang.

Lanjar mengatakan aktivitas pembelajaran dalam program sekolah interaktif di Klaten itu tak serta merta dilakukan dalam sehari penuh. Ada waktu-waktu istirahat bagi siswa untuk ibadah hingga makan. Aktivitas pembelajaran dibuat tak membosankan.

“Dalam kegiatan pembelajarannya diselingi dengan permainan. Anak-anak diajak belajar di luar kelas,” kata dia. Lanjar menilai program yang sudah bergulir sekitar tiga bulan terakhir itu efektif.

Misalnya kegiatan ekstrakurikuler jadi lebih efektif. Selain itu, anak-anak lebih fresh setelah libur dua hari di akhir pekan. Seluruh kegiatan yang digulirkan bebas biaya alias tidak biaya yang dibebankan kepada orang tua siswa.

“Orang tua juga mendukung program ini. Justru program ini menarik minat orang tua menyekolahkan anak-anak mereka ke sini,” ungkap Lanjar.

Selain penguatan karakter, Lanjar mengatakan program itu sekaligus menjaga eksistensi SD negeri. Hal itu dimaksudkan agar SD negeri memiliki keunggulan, tak kalah dengan sekolah swasta yang menggulirkan beraneka program.

Terpisah, Kepala Disdik Klaten, Titin Windiyarsih, mengatakan program sekolah interaktif terpadu itu baru diuji coba pada tahun ajaran ini. Masing-masing kecamatan ada satu SD negeri yang menerapkan program tersebut. Artinya, ada 26 SD negeri di Klaten yang menggulirkan program tersebut.

Aktivitas pembelajaran berlangsung full day dan kegiatan pembelajaran di sekolah berlangsung lima hari, Senin-Jumat. Program itu ditujukan untuk penguatan karakter siswa mulai dari akademik hingga religius serta nasionalisme melalui kegiatan ekstrakurikuler.

“Ini baru diuji coba dan nanti terus dievaluasi. Sebelumnya sosialisasi sudah jauh hari dilakukan,” kata Titin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya