SOLOPOS.COM - Para siswa Kelas XII menampilkan tarian kreasi dari adat Bali dalam Gerlas Karya P5 di Aula SMAN 3 Sragen, Senin (30/10/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 356 siswa Kelas XII SMAN 3 Sragen menyajikan tarian kreasi dalam Gelar Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dihelat di aula sekolah, Senin (30/10/2023). Setiap kelas menyuguhkan tarian kreasi yang diambil dari tari-tarian khas daerah Nusantara.

Sebanyak 356 siswa itu terbagi dalam 10 kelas sehingga ada 35-36 siswa per kelas. Tari-tarian daerah di Indonesia yang dipentaskan mengambil tema Bhinneka Tunggal Ika, Merajut Toleransi Dalam Keberagaman Budaya Indonesia.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala SMAN 3 Sragen, Singgih Santoso, saat ditemui wartawan, Senin (30/10/2023), mengungkapkan semua tari-tarian murni merupakan hasil kreasi pelajar, khususnya Kelas XII SMAN 3 Sragen. Dia mengatakan Kurikulum Merdeka diterapkan di Kelas XII sehingga para siswa di kelas tersebut diberi  proyek kreatif dengan tema Bhinneka Tunggal Ika. Siswa setiap kelas berpikir bersama, berkolaborasi, dan bergotong-royong bersama untuk menghasilkan kreativitas terbaik.

“Hasil kreativitas anak-anak itu ditampilkan dalam Gelar Karya P5 ini. Mereka menampilkan berbagai tarian dan pakaian adat daerah di seluruh Indonesia dengan kreativitas masing-masing kelas. Ada yang mengombinasikan sejumlah tarian daerah dalam satu konsep tarian kreasi yang menarik,” ujarnya.

Singgih menerangkan yang terpenting bukan hanya hasil kreativitas siswa, tetapi bagaimana proses kreativitas itu terbentuk. Dalam proses produksinya ada nilai gotong-royong dan guyub rukun di dalamnya sehingga bisa menghasilkan produk tarian kreasi.

“Kreativitas anak-anak ini ternyata melebihi ekspektasi kami. Jadi ketika anak diberi kesempatan dan waktu untuk mandiri ternyata bisa lebih kreatif. Guru tinggal memotivasi dan mengarahkan dengan tema yang ada, yakni merajut kebhinnekaan dalam bingkai budaya daerah,” jelasnya.

Siswa Kelas XIIA mengusung budaya Bali, Kelas XIIB mengangkat budaya Kalimantan, dan lainnya. Dia berharap nilai gotong-royong, guyub rukun, dan kreativitas itu akan tumbuh dan berkebmang sehingga bisa bermanfaat saat lulus sekolah.

Siswi Kelas XIIB, Anisa, bersama teman sekelasnya mengangkat tarian kreasi bernama Wonderland. Dia mengaku sempat bingung mencari ide sebelum menemukan konsep Wonderland.

“Jadi Tarian Wonderland ini menggabungkan sejumlah tarian dalam satu konsep tari bersama. Tujuannya mengenalkan sejumlah tarian daerah dalam konsep satu tarian. Di akhir tarian ada tarian bercerita yang menampilkan seorang wanita yang putus cinta, toxic, gelap, hingga akhirnya menjomlo sampai meninggal,” katanya.

Sementara siswa Kelas XIIE, Rian Nur Ardiansyah, bersama 23 temannya mengangkat tari Saman sebagai proyek kreativitas. Dia mengaku menari tarian daerah asal Aceh itu sulit karena harus kompak, serempak, dengan peserta yang banyak. “Kami butuh latihan selama dua pekan untuk bisa kompak. Latihannya di sekolah. Tarian ini fungsinya sebagai tarian selamat datang dari Aceh untuk menyambut tamu-tamu besar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya