SOLOPOS.COM - Seratusan siswa SMKN 1 Plupuh membatik serentak di Tribun Lapangan Widoro Sakti, Desa Sambirejo, Kecamatan Plupuh, Sragen, Rabu (25/10/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 160 siswa laki-laki SMKN 1 Plupuh, Sragen, membatik serentak di tribune Lapangan Widoro Sakti, Desa Sambirejo, Kecamatan Plupuh, Rabu (25/10/2023). Aksi membatik massal itu merupakan bagian dari gelar karya dengan tema Men of Batik.

Aksi tersebut juga merupakan rangkaian Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dihelat Rabu-Kamis (25-16/10/2023). Selain Men of Batik, kegiatan lainnya ada bazaar usaha mikro kecil menengah (UMKM), pentas seni, dan ditutup dengan Plupuh Batik Carnaval yang dihelat Kamis siang.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Men of Batik dimulai dengan membatik secara simbolis oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompimcam) Plupuh. Kebetulan siswa yang ikut dalam aksi massal itu merupakan siswa dari Program Studi Teknik Kendaraan Ringan (TKR) atau Otomotif.

Mereka disediakan kain dengan pola tertentu, kompor, wajan kecil untuk memanaskan malam, dan cantingnya. Seratusan siswa itu duduk di dingklik membentuk kelompok beranggota empat orang. Motif batik yang dibuat macam-macam. Ada yang motif fauna dan flora. Kain yang dilukis batik berukuran 40 cm x 40 cm.

Salah satu siswa, Afian Dwi Purwito, mencanting batik dengan motif bunga dengan kain dan pola yang sudah disediakan sekolah.  Dia dan siswa lain tinggal mengoleskan malam panas mengikuti alur pola tersebut.

“Ini pengalaman pertama saya membatik. Kami ini anak otomotif, tetapi disuruh membatik. Semua siswa laki-laki yang membatik dan kebetulan diambilkan dari Prodi TKR,” jelasnya.

Siswa lainnya, Putra Bintang Lindu Sakti, mengaku gampang-gampang susah membatik. Dia lumayan kesulitan saat mencanting karena lebih terbiasa memegang obeng, Ia mengaku cukup susah mengatur tetesan malam panas itu biar membentuk garis yang tipis dan seragam.

“Ini hasilnya, cantingan saya banyak yang garisnya tebal-tebal. Kalau gampangnya itu ya tinggal membuat pola titik-titik atau variasinya. Ya, maklum ini baru pertama kali saya membatik,” jelas Putra.

Lestarikan Batik

Kepala SMKN 1 Plupuh, Sri Eka Lelana, menjelaskan peserta Men of Batik merupakan siswa laki-laki dari Kelas XII. Dia memilih anak-anak Prodi Otomotif untuk membatik massal dengan tujuan untuk mendidik generasi penerus bangsa yang terampil membatik. Biasanya membatik dilakukan kaum perempuan.

“Untuk membatik massal ini sengaja ditujukan untuk anak laki-laki dengan tujuan melestarikan tradisi di Plupuh. Kecamatan ini memiliki potensi kerajinan batik, tepatnya di Desa Pungsari. Di sana ada 21 pengrajin batik juga ikut serta dalam bazar. Jadi ceritanya kain yang dibatik anak-anak itu menjadi slayer yang nantinya dapat digunakan anak-anak sendiri,” jelasnya.

Untuk polanya sudah dibuatkan dulu oleh guru. Untuk pewarnaan akan dilakukan saat pembelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan.

Sri Eka menyatakan kegiatan membatik massal ini merupakan gerakan kali pertama. “Sebenarnya di SMKN 1 Plupuh ini ada program membatik di Prodi Tata Busana,” ujarnya.

Ketua Panitia Men of Batik, Arif Budiarno, mengatakan ide awal kegiatan ini adalah untuk melestarikan budaya karena banyak ditemukan kerajinan batik. Dia berharap dengan membatik massal itu generasi muda bisa mengetahui batik dan cara membuatnya. “Jadi batik itu nanti menjadi slyer untuk anak-anak saat kegitan ketarunaan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya