SOLOPOS.COM - BPBD Sukoharjo bersama petugas dari Perum Jasa Tirta (PJT) I Wilayah Sungai Bengawan Solo mengecek kepekaan Early Warning System (EWS), Jumat (15/12/2023). (Istimewa/BPBD Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mulai mengantisipasi datangnya banjir seiring prediksi memasuki musim hujan. Antisipasi banjir dilakukan terutama dari luapan sungai Bengawan Solo.

Kepala BPBD Sukoharjo, Ariyanto Mulyatmojo, mengatakan pada Jumat (15/12/2023) pihaknya bersama petugas dari Perum Jasa Tirta (PJT) I Wilayah Sungai Bengawan Solo mengecek kepekaan Early Warning System (EWS). Sedikitnya ada 4 pendeteksi ketinggian permukaan air sungai yang dicek kepekaannya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Ada empat EWS yang dicek, semua EWS fungsi lampu dan sirine menyala dan berbunyi normal. Ketika nanti permukaan air sungai mulai meninggi, EWS itu akan mengeluarkan bunyi sirine keras bersamaan lampu peringatan menyala,” jelas Ariyanto Mulyatmo, Sabtu (16/12/2023).

Dari 4 EWS tersebut, Ariyanto menyebut ada tiga EWS, yaitu di Desa Telukan Grogol, Desa Kadokan Grogol, dan Desa Laban Mojolaban yang terpajang untuk memantau Sungai Bengawan Solo.

Sedangkan satu EWS lainnya terpasang di sungai Wingko Perum Puri Gading Grogol. Sejumlah 4 EWS pendeteksi bahaya banjir itu sudah terpasang sejak 2015 silam dengan sumber dana pemasangan alat berasal dari internal PJT I.

Ariyanto menjelaskan pengecekan fungsi EWS dalam rangka mitigasi bencana banjir. Sebab, hampir semua aliran sungai di wilayah Sukoharjo bermuara ke sungai Bengawan Solo sehingga sering terjadi luapan setiap musim hujan.

Berdasarkan pemetaan BPBD Sukoharjo, ada lima kecamatan yang kerap menjadi langganan banjir saat musim hujan. Masing-masing kecamatan itu adalah Baki, Grogol, Polokarto, Mojolaban, dan Weru.

“Lima kecamatan itu beberapa wilayahnya sering menjadi langganan banjir setiap turun hujan dengan intensitas tinggi. Terutama di Nusupan dan Kadokan di Kecamatan Grogol,” ungkapnya.

Ariyanto meminta masyarakat turut melakukan mitigasi bencana melalui gotong royong memangkas pohon, memberikan saluran air dan sungai agar tidak terjadi penyumbatan.

Sebelumnya, Anggota Kodim 0726/Sukoharjo bersama Polri, BPBD, Pemkab Sukoharjo, dan petani membersihkan sampah dan pohon yang mengganggu di sepanjang aliran Sungai Langsur di Parangjoro, Grogol, Sukoharjo, Kamis (7/12/2023).

Kegiatan itu dilakukan untuk mengantisipasi banjir saat memasuki musim hujan sekaligus normalisasi sungai sepanjang 8 kilometer. Di sepanjang aliran Sungai Langsur ini ada sekitar 600 hektare lahan persawahan. Luapan sungai juga akan mengakibatkan banjir di lokasi-lokasi permukiman warga hingga ke Jalan Raya Telukan.

Normalisasi serentak dilaksanakan dari tiga lokasi yaitu aliran sungai yang melewati Desa Parangjoro, Kelurahan Bulakrejo, dan Kelurahan Sukoharjo tersebut.

Wakil Bupati Sukoharjo, Agus Santosa, menyebut selama ini meluapnya air Sungai Langsur menggenangi padi para petani yang menyebabkan penurunan produksi, meski tak sampai pada gagal panen.

“Di sepanjang aliran Sungai Langsur ini ada sekitar 600 hektare lahan persawahan. Luapan sungai juga akan mengakibatkan banjir di lokasi-lokasi pemukiman warga hingga ke jalan raya Telukan. Jika ini dinormalisasi dampaknya akan menyelamatkan 600 hektare sawah dan permukiman,” beber Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya