SOLOPOS.COM - Ilustrasi keracunan makanan. (Freepik)

Solopos.com, KLATEN — Delapan dari 30 warga dari tiga kecamatan di Klaten yang menjadi korban keracunan diduga dari pecel yang dibeli ke salah satu pedagang di pasar Desa Temuwangi, Pedan, hingga Rabu (21/2/2024) masih dirawat di layanan kesehatan.

Ada yang menjalani rawat inap di RSU Mitra Pedan, RSU PKU Muhammadiyah Pedan, dan ada juga yang di Puskesmas Pedan. Korban lainnya mayoritas menjalani rawat jalan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com, kejadian bermula pada Sabtu (17/2/2024) sore ketika ada warga Pedan dan Trucuk membeli pecel di salah satu pedagang di pasar Desa Temuwangi.

Keesokan harinya atau Minggu (18/2/2024), beberapa warga Klaten yang membeli dan memakan pecel di pasar itu mengalami gejala mual-mual dan muntah seperti orang keracunan makanan.

Total ada 14 warga Kecamatan Pedan dan sembilan warga Kecamatan Trucuk yang mengalami gejala tersebut. Mereka kemudian periksa ke klinik dan dua orang harus dirawat inap Puskesmas Pedan sementara dua orang lainnya di PKU Pedan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan kejadian itu diketahui Dinkes pada Senin (19/2/2024). Begitu mendapat laporan, petugas Dinkes langsung melakukan penyelidikan epidemiologi.

Penyelidikan epidemiologi itu termasuk mengambilan sampel oleh petugas untuk dibawa ke BB Labkesmas Yogyakarta untuk dilakukan pengujian. Pada Rabu (21/2/2024), Dinkes mendapat laporan jumlah warga yang menjadi korban keracunan sayur pecel di Klaten itu bertambah jadi 30 orang.

Uji Sampel di Laboratorium

Tambahan tujuh korban itu berasal dari Kecamatan Karangdowo. Subkoordinator Surveilans Karantina Kesehatan dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Mentes Hartanti, mengatakan tujuh warga Karangdowo itu mengalami gejala yang sama dengan korban keracunan di Pedan dan Trucuk.

“Untuk yang dari Karangdowo juga sama, ada yang menjalani rawat inap sejak Senin [19/2/2024]. Baru terdeteksi hari ini,” kata Mentes saat diwawancarai Solopos.com, Rabu (21/2/2024).

Dari 30 orang yang jadi korban keracunan pecel itu, delapan orang kini masih menjalani rawat inap di RSU Mitra Pedan, RSU PKU Muhammadiyah Pedan, dan Puskesmas Pedan, Klaten. “Lainnya menjalani rawat jalan,” jelas Mentes.

Mentes juga menjelaskan gejala yang dialami warga Karangdowo sama dengan warga Pedan dan Trucuk, yakni mual, muntah, diare, dan nyeri perut.

Mereka juga mengaku sebelumnya mengonsumsi pecel dan gudangan yang dibeli dari salah satu pedagang di pasar wilayah Desa Temuwangi, Pedan. Namun demikian, untuk penyebab pasti keracunan tersebut, Dinkes masih menunggu hasil uji sampel yang dikirim ke laboratorium.

Sampel yang diuji yakni sayur kenikir, timun, kacang panjang, ampas kelapa (sambal kelapa), trancam, kemangi, serta gudangan. Sampel itu diuji ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BB Labkesmas) Yogyakarta, Selasa (20/2/2024).

Proses pengujian diperkirakan membutuhkan waktu sekitar sepekan karena ada rangkaian pemeriksaan terhadap beberapa parameter bakteri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya