Soloraya
Jumat, 15 Desember 2023 - 18:11 WIB

Ada 137 Temuan Kasus Baru HIV/AIDS di Boyolali, Termuda Usia 16 Tahun

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi peduli HIV/AIDS. (Freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali mencatat ada 137 temuan kasus baru HIV/AIDS di Kota Susu. Angka tersebut didominasi usia produktif 26-58 tahun, sedangkan usia termuda dalam temuan itu yakni 16 tahun.

Hal tersebut dilaporkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Boyolali, Teguh Tri Kuncoro, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penanggulangan HIV/AIDS di Ruang Cempaka Setda Boyolali, Kamis (14/12/2023)

Advertisement

Teguh mengungkapkan total ada 956 kasus HIV/AIDS di Boyolali selama kurun waktu 2011-2023. Ia menyampaikan dari angka tersebut, sebanyak 17% atau 162 orang telah meninggal dunia.

Lebih lanjut, Teguh menyampaikan untuk temuan baru HIV/AIDS di Boyolali pada 2023 sebanyak 137 kasus lebih rendah dibanding 2022 yang mencapai 184 kasus.

Advertisement

Lebih lanjut, Teguh menyampaikan untuk temuan baru HIV/AIDS di Boyolali pada 2023 sebanyak 137 kasus lebih rendah dibanding 2022 yang mencapai 184 kasus.

Dari jumlah temuan baru orang dengan HIV/AIDS di Boyolali pada 2024 itu, sebanyak 63% merupakan laki-laki dan sisanya perempuan. Lalu, untuk rentang usia, Teguh menyampaikan untuk umum anak balita ada dua persen karena memiliki orang tua dengan HIV.

Selanjutnya usia 5-18 tahun empat persen, 19-25 tahun 15 persen, terbanyak di usia 26-58 ada 73%, lalu usia di atas 59 tahun ada sekitar enam persen. Teguh menyampaikan usia termuda yang terdeteksi HIV/AIDS dengan penularan bukan dari orang tua yang mengidap HIV/AIDS yakni usia 16 tahun.

Advertisement

Lebih lanjut, Teguh menyampaikan saat ini seluruh Puskesmas di Boyolali telah melayani pendampingan dan dukungan pengobatan untuk pengidap HIV/AIDS. Tak hanya di 25 Puskesmas, ODHA Boyolali yang ingin berobat bisa datang ke RSUD Pandan Arang Boyolali, RSUD Waras Wiris, RSUD Simo, dan RS PKU Aisyiyah Boyolali.

Ia juga mempersilakan masyarakat yang sadar dan ingin melakukan tes bisa datang ke Puskesmas dan rumah sakit terdekat. Teguh menjamin kerahasiaan identitas pasien jika ternyata hasil tes menunjukkan positif HIV/AIDS.

Pengaruh Teknologi dan Media Sosial

Diwawancarai terpisah, Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, mengatakan penyakit HIV/AIDS seperti fenomena gunung es. Pada prinsipnya, Puji menegaskan Dinkes Boyolali tidak pasif melainkan aktif melakukan tes ke kelompok berisiko.

Advertisement

Ia mencontohkan jika terjadi kasus positif, orang-orang yang kontak dengan pasien positif akan dites. Selain itu, Dinkes juga melakukan skrining aktif ke pekerja seks komersial (PKS), pekerja karaoke, ibu hamil, dan orang yang datang langsung ke VCT.

“Kebetulan dari skrining ibu hamil juga ditemukan kasus itu [HIV/AIDS],” jelas Puji, Jumat (15/12/2023). Lebih lanjut, Puji mengatakan saat ini ada kecenderungan HIV/AIDS terdeteksi pada usia yang semakin muda.

Menurutnya, hal tersebut karena pengaruh teknologi dan media sosial. Dinkes Boyolali mensinyalir ada anak-anak usia SMP telah melakukan hubungan seksual.

Advertisement

“Untuk kesehatan reproduksi, Dinas Kesehatan akan mulai masuk bersama dokter obgyn dan menggandeng psikolog untuk ke sekolah-sekolah mulai dari SMP,” kata dia.

Hal itu agar para siswa peduli dan menjaga kesehatan reproduksinya. Puji menyampaikan penularan HIV/AIDS sebenarnya tidaklah mudah, biasanya lewat hubungan seks, penggunaan jarum suntik, darah, dan luka, dan sebagainya.

Untuk proses pendampingan dan deteksi kasus HIV/AIDS, Pemkab Boyolali  bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Boyolali. Orang yang terdeteksi positif HIV/AIDS harus segera diobati untuk menidurkan virus HIV agar tidak menjadi AIDS.

Jika sudah terlanjur AIDS, pasien harus didampingi terus dalam menjalani pengobatan agar bisa hidup lebih baik. Puji menyampaikan obat untuk para penderita HIV/AIDS di Boyolali bisa didapat secara gratis.

“Kalau HIV terjadi pada ibu hamil, jangan sampai bayinya terinfeksi walaupun ibunya terkena HIV. Makanya trimester I ibu hamil kami lakukan screening HIV/AIDS, hepatitis, dan sifilis,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif