SOLOPOS.COM - Kampanye dan sosialisasi antikekerasan terhadap perempuan dan anak di Pasar Gedhe Klaten yang digelar Dissos P3APPKB Klaten, Kamis (23/11/2023). (Istimewa/Diskominfo Klaten)

Solopos.com, KLATENDinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dissos P3AKB) Klaten mencatat ada 20-an laporan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Bersinar.

Namun, itu merupakan data yang dilaporkan secara resmi. Diyakini banyak kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di masyarakat Klaten yang tak dilaporkan. Kasus tersebut seperti fenomena gunung es.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sekretaris Dissos P3APPKB Klaten, Yoenanto Sinung Noegroho, mengatakan 20-an kasus kekerasan perempuan dan anak itu meliputi berbagai jenis mulai dari kekerasan verbal, fisik, psikis, dan seksual.

“Kebanyakan kasus berupa kekerasan fisik dan seksual,” kata Sinung saat ditemui Solopos.com di sela kampanye antikekerasan terhadap perempuan dan anak di Pasar Gedhe Klaten, Kamis (23/11/2023).

Sinung menjelaskan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Klaten seperti gunung es. Artinya, dari jumlah kasus yang dilaporkan lebih sedikit dibanding jumlah kasus yang diperkirakan terjadi di masyarakat.

Hal itu bisa terjadi lantaran para korban takut hingga sungkan untuk melapor. Namun, belakangan mulai ada kesadaran para korban kasus kekerasan perempuan dan anak melapor ke instansi terkait.

Disinggung kasus kekerasan yang terjadi di sekolah, Sinung mengakui dari 20-an kasus yang dilaporkan itu, sebagian ada kasus kekerasan yang terjadi di sekolah dengan pelaku guru atau tenaga pendidik. “Tetapi persentasenya kecil,” kata Sinung.

Dissos P3APPKB Klaten melakukan berbagai upaya pencegahan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di sekolah. Seperti sosialisasi yang dilakukan Dissos P3APPKB Klaten kepada para guru terutama kepada guru bimbingan konseling (BK) dan olahraga.

“Ini sudah kami sosialisasikan. Kemudian ada sebuah kekhawatiran dari para pendidik terhadap perlindungan untuk mereka,” jelas Sinung.

Sinung mengatakan paradigma mendidik saat ini harus berbeda. Guru mendidik dengan cara lebih persuasif dan kekerasan bukan cara yang benar.

Kampanye Antikekerasan terhadap Perempuan dan Anak

Dia menjelaskan jika era dulu guru melempar penghapus atau memukul menggunakan penggaris kerap terjadi sebagai bentuk mendidik untuk anak yang tidak taat. Namun, saat ini hal itu tidak bisa dilakukan.

“Siswa pada zaman dulu diam saja dan justru dimarahi orang tua. Tetapi fenomena sekarang berbeda. Ketika anak mendapatkan kekerasan fisik bahkan ada bekas, guru itu bisa kena pidana. Ini yang kemudian ditakuti para guru,” ungkap dia.

“Niatan baik, hasil yang didapatkan oleh guru bertentangan dari apa yang dimaksudkan. Saya sarankan guru sekarang eranya sudah berubah, harus bijaksana. Mendidik tidak dengan cara kekerasan tetapi dengan cara persuasif,” tegasnya.

Sinung mengatakan kampanye antikekerasan terhadap perempuan dan anak di Pasar Gedhe Klaten hari itu menyasar ke berbagai unsur warga. Pasar menjadi tempat berkumpulnya masyarakat.

“Harapannya pemenuhan hak anak di Klaten bisa terus meningkat dan tingkatan Klaten pada Kabupaten Layak Anak bisa naik dari tingkat Nindya ke Utama,” kata Sinung.

Pelaksana Humas Dewan Pendidikan Klaten, Purwanti, mengatakan Dewan Pendidikan pernah menerima beberapa laporan kasus kekerasan pada anak di sekolah tingkat SMP maupun SMA.

Kekerasan yang diadukan berupa kekerasan secara langsung dan tidak langsung. Kekerasan secara langsung yang dimaksud yakni kekerasan fisik dan kekerasan tidak langsung seperti siswa dikucilkan serta mengalami perundungan dari teman-temannya.

“Semoga dengan kampanye antikekerasan terhadap peremuan dan anak yang dilakukan Dissos P3APPKB Klaten bisa meminimalkan terjadinya kekerasan pada anak-anak di keluarga, sekolah, maupun lingkungan umum. Sehingga anak mendapatkan haknua untuk belajar lebih nyaman dan tujuan pembelajaran yang kondusif tercapai,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya