SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelajar SMA/SMK. (freepik)

Solopos.com, WONOGIRI — Sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB jenjang SMA di Kabupaten Wonogiri masih memunculkan persoalan menyusul masih banyaknya blank spot atau wilayah yang tidak punya SMA negeri.

Pemerataan jumlah SMA negeri menjadi solusi agar sistem zonasi itu mampu memberikan rasa keadilan dan kesetaraan bagi seluruh calon peserta didik baru. Penambahan dan pemerataan jumlah sekolah juga akan mengatasi kendala jarak yang menjadi penyebab banyak calon peserta didik sulit diterima di SMAN terdekat sekalipun.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, ada 14 kecamatan atau 50% lebih dari total 25 kecamatan di Kabupaten Wonogiri yang tidak memiliki SMA negeri. Setiap tahun, para siswa lulusan SMP dari wilayah-wilayah kecamatan itu kesulitan untuk melanjutkan pendidikan di SMA negeri.

Jarak rumah mereka yang jauh dari sekolah terdekat membuat mereka sulit tertampung dalam sistem zonasi karena kalah dengan calon peserta didik lain yang rumahnya lebih dekat dengan sekolah. Ada pun 14 kecamatan yang tidak memiliki SMA negeri yakni:

  1. Tirtomoyo
  2. Eromoko
  3. Ngadirojo
  4. Jatiroto
  5. Giriwoyo
  6. Selogiri
  7. Jatipurno
  8. Kismantoro
  9. Bulukerto
  10. Karangtengah
  11. Batuwarno
  12. Giritontro
  13. Paranggupito
  14. Puhpelem

Delapan dari 14 kecamatan itu bahkan tidak memiliki baik SMA negeri maupun SMK negeri. Berikut datanya:

  1. Paranggupito
  2. Giriwoyo
  3. Eromoko
  4. Karangtengah
  5. Tirtomoyo
  6. Ngadirojo
  7. Jatipurno
  8. Batuwarno

Sementara itu, jumlah SMA negeri di Wonogiri yang merupakan salah satu wilayah kabupaten terluas di Jawa Tengah dengan 25 kecamatan hanya ada 13 sekolah. Tiga di antaranya SMA negeri itu mengumpul di satu kecamatan yakni SMAN 1 Wonogiri, SMAN 2 Wonogiri, dan SMAN 3 Wonogiri.

Ketiganya berada di Kecamatan Wonogiri. Sedangkan 10 SMA negeri lainnya yakni SMAN 1 Baturetno, SMAN 1 Pracimantoro, SMAN 1 Wuryantoro, SMAN 1 Manyaran, SMAN 1 Purwantoro, SMAN 1 Sidoharjo, SMAN 1 Jatisrono, SMAN 1 Slogohimo, SMAN 1 Girimarto, dan SMAN 1 Nguntoronadi.

Sebelumnya, dalam forum audiensi PPDB SMA/SMK Kabupaten Wonogiri di Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Senin (1/7/2024), Camat Eromoko, Danang Erwanto, mengungkapkan kondisi di wilayahnya yang tidak memiliki SMA atau pun SMK negeri.

Sejak PPDB sistem zonasi diterapkan, banyak anak-anak lulusan SMP dari Eromoko yang sulit melanjutkan ke SMA negeri terdekat, yaitu SMAN 1 Wuryantoro. Dia mencontohkan pada 2024 ini, sedikitnya 430 anak lulusan SMP di Eromoko.

Bahan Kajian

Sementara yang diterima di SMAN 1 Wuryantoro hanya 60 anak. Mereka diterima melalui tiga jalur, yaitu zonasi khusus 34 anak, prestasi 12 anak, dan afirmasi 14 anak.

Menurutnya, jumlah itu terlalu kecil dibandingkan jumlah lulusan SMP di Eromoko. Danang menyebut banyak anak-anak asal Eromoko yang ingin melanjutkan sekolah di SMA negeri. Mereka secara akademik unggul. Akan tetapi karena terkendala sistem zonasi, mereka tak bisa masuk SMA negeri.

Jarak rumah mereka dinilai jauh dari SMAN 1 Wuryantoro sebagai sekolah negeri terdekat dari Eromoko. Danang menerangkan sebenarnya ada opsi bagi anak-anak Eromoko yaitu mendaftar di SMAN 1 Pracimantoro.

Tetapi jarak sekolah itu terlalu jauh. Mereka harus beberapa kali berganti transportasi umum untuk sampai ke sekolah itu. Di sisi lain, orang tua tidak tega dan belum siap anaknya indekos di dekat sekolah.

“Ini kan menjadi persoalan. Anak-anak lulusan SMP di Eromoko itu banyak, tetapi ketika mereka mau daftar ke SMAN. Wuryantoro, tidak banyak yang diterima karena jaraknya dianggap jauh. Padahal secara akademik, mereka bagus,” kata Danang kepada Solopos.com, Senin.

Danang menyebut sistem zonasi PPDB SMA yang berjalan saat ini kurang memperhatikan asas keadilan. Meski tidak menyebutkan secara detail, dia mengatakan lulusan SMP di Eromoko jauh lebih banyak dibandingkan Wuryantoro. Dengan begitu, semestinya kuota penerimaan siswa baru di SMAN 1 Wuryantoro lebih banyak untuk calon siswa dari Eromoko.

Di samping itu, Danang mengusulkan zonasi PPDB SMAN 1 Wuryantoro sebaiknya tidak mencakup Kecamatan Manyaran. Sebab di Manyaran sudah ada SMAN 1 Manyaran. Anak-anak dari kecamatan tersebut seharusnya diprioritaskan untuk masuk ke SMAN di kecamatan itu pula.

Plt Kepala Cabang Dinas VI Dikbud Provinsi Jawa Tengah, Agung Wijayanto, yang hadir dalam forum audiensi itu mengatakan hal tersebut akan menjadi bahan kajian di tingkat provinsi.

Termasuk usulan dari Camat Eromoko Danang Erwanto agar Kecamatan Manyaran tidak masuk zonasi SMAN 1 Wuryantoro. ”Hasil diskusi ini nanti akan kami sampaikan ke Provinsi, kami bahas di sana,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya