Soloraya
Senin, 31 Juli 2023 - 08:14 WIB

Agustus 2023, Dinkes Boyolali akan Bagikan Alat Antropometri ke 1.737 Posyandu

Nimatul Faizah  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Stunting di Jawa Tengah. (Solopos.com/Whisnupaksa)

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali berencana membagikan satu set alat ukur tubuh antropometri kepada 1.737 posyandu yang ada di Kota Susu pada Agustus 2023.

Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, belum mengungkapkan secara pasti kapan alat itu akan dibagikan. Namun, ia mengungkapkan alat akan dibagikan pada Agustus karena barangnya telah dibeli.

Advertisement

“Antropomerti itu kan alat ukur tinggi badan. Jadi selama ini kami kadang mengukur itu dengan alat yang tidak standar, sehingga ukuran pendeknya itu tidak terstandar,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di aula Kecamatan Boyolali, Minggu (30/7/2023).

Puji menjelaskan sebanyak 1.737 antropometri tersebut dibeli dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) 2023 senilai Rp14 miliar.

Advertisement

Puji menjelaskan sebanyak 1.737 antropometri tersebut dibeli dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) 2023 senilai Rp14 miliar.

Ia menjelaskan dengan antropometri, pengukuran tubuh di posyandu dapat lebih standar. Saat pengukuran bayi lebih standar, maka barometer pengukuran stunting dengan tinggi tubuh bisa lebih tepat.

“Jadi jangan sampai kita bilang stunting tapi ternyata cara mengukurnya salah. Kakinya masih nekuk begitu, nanti kelihatan pendek. Jadi makanya kan ditarik begitu, dipaske kan antara kepala dan telapak kaki,” kata dia.

Advertisement

Sedangkan, berdasarkan data dari laman https://dinkes.boyolali.go.id/kesgiz yang diakses Solopos.com pada Senin (31/7/2023), tercatat angka stunting Boyolali pada Mei sebesar 6,9 persen atau sebesar 3.906 anak.

Berbeda dari Boyolali, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri telah membagikan satu set antropometri atau alat ukur tubuh kepada 2.153 posyandu di Wonogiri.

Alat yang dibeli dengan anggaran senilai Rp19 miliar itu dinilai bisa membantu mengukur tubuh bayi dengan valid sehingga penanganan stunting bisa tepat sasaran. Target zero penambahan kasus stunting di Wonogiri pada 2024 diharapkan tercapai.

Advertisement

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, Setyarini, mengatakan antropometri itu sudah mulai dibagikan kepada 2.153 posyandu di seluruh Wonogiri. Setiap posyandu menerima satu set antropometri yang berisi antara lain alat ukur berat badan injak digital, alat ukur panjang badan dan tinggi badan, alat ukur lingkar kepala dan lengan.

Anggaran pengadaan ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik 2023 dengan tema Penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi, dan Intervensi Stunting.

Menurut Rini, sebelum mempunyai antropometri, pengukuran bayi dan anak di posyandu belum menggunakan alat yang berstandar. Banyak posyandu yang masih mengukur tinggi badan dan lingkar kepala bayi atau anak menggunakan medline atau meteran kain.

Advertisement

Rini menyebut alat yang tidak sesuai standar itu berpotensi menghasilkan pengukuran yang keliru. Akibatnya, data kasus stunting pun bisa meleset. Sementara dengan menggunakan alat antropometri, tingkat kekeliruan bisa diminimalisasi karena alat tersebut sudah berstandar.

“Selama ini kan kami hanya menggunakan alat ukur seadanya. Jadi bisa dimungkinkan data pengukuran tubuh bayi, anak baduta, dan anak balita ini kurang valid. Kalau pakai antropometri, bisa lebih valid,” kata Rini kepada Solopos.com, Jumat (28/7/2023).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif