Soloraya
Jumat, 9 Februari 2024 - 15:50 WIB

Angin Kencang Rusak Tiga Rumah Warga hingga Mapolsek di Sukoharjo

Magdalena Naviriana Putri  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penanganan pohon tumbang di depan Balai Desa Plumbon, Mojolaban, Sukoharjo, Kamis (8/2/2024). (Istimewa/BPBD Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO–Sedikitnya sejumlah tiga rumah warga di wilayah Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, rusak akibat tertimpa pohon tumbang saat angin kencang melanda kawasan setempat pada Kamis (8/2/2024) sekitar pukul 16.05 WIB.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mencatat sejumlah tiga rumah tersebut, dua berlokasi di Desa Gadingan milik warga bernama Hasan dan Joni.

Advertisement

Sedangkan satu rumah lain yang mengalami kerusakan berlokasi di Desa Dukuh milik warga bernama Kemi. Selain itu, pohon tumbang juga menimpa kabel listrik PLN hingga melintang di jalan. Serta ada juga yang menimpa halaman Mapolsek Mojolaban, Polres Sukoharjo.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukoharjo, Ariyanto Mulyatmojo, menyebut sejumlah pohon tumbang akibat angin kencang kemungkinan terjadi lantaran kondisi batang dan ranting yang sudah lapuk.

Advertisement

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukoharjo, Ariyanto Mulyatmojo, menyebut sejumlah pohon tumbang akibat angin kencang kemungkinan terjadi lantaran kondisi batang dan ranting yang sudah lapuk.

“Total ada enam pohon yang tumbang akibat angin kencang di wilayah Kecamatan Mojolaban. Masing-masing di antaranya 1 di Desa Wirun, 1 di Desa Plumbon, 3 di Desa Gadingan, dan 1 di Desa Dukuh,” kata Ariyanto, Jumat (9/2/2024).

Atas kejadian itu, BPBD langsung berkoordinasi bersama TNI-Polri, SAR Kabupaten Sukoharjo, relawan, dan warga setempat untuk mengevakuasi pohon tumbang. Ariyanto menyebut pihaknya telah melakukan peninjauan untuk mendata kerugian yang diakibatkan oleh bencana di lokasi terdampak. Beruntungnya tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Advertisement

Berdasarkan analisis data iklim BMKG, sekitar lebih dari 55% wilayah Zona Musim Indonesia diprediksikan memasuki puncak musim hujan pada periode Januari – Februari 2024.

Jawa Tengah termasuk salah satu wilayah yang perlu mewaspadai adanya potensi hujan intensitas sedang-lebat pada periode Jumat-Rabu (9-14/2/2024). BMKG juga meminta pihak-pihak terkait melakukan persiapan.

Di antaranya memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan. Kemudian menata lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol. Serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.

Advertisement

BMKG juga meminta adanya pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tiang, papan reklame/baliho agar tidak roboh tertiup angin kencang.

Selain itu pihak-pihak terkait diminta lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.

Tak hanya itu informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG harus termonitor secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif