SOLOPOS.COM - Gedung Pusat MTA, di Jl. Ronggowarsito No. 111A, Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Agenda Silaturahmi Nasional Majlis Tafsir Al-Qur’an (Silatnas MTA) IV yang akan digelar Minggu (24/9/2023), menjadi momentum yang sangat dinanti calon pengurus perwakilan dan cabang baru di berbagai daerah. Di antaranya adalah warga MTA dari Buton, Sulawesi Tenggara dan Solok Selatan, Sumatra Barat.

Ketua calon Perwakilan MTA Buton, Muhammad Amin, terlihat bersemangat datang ke Solo untuk mengikuti Silatnas MTA IV yang akan digelar di Stadion Manahan, Minggu (24/9/2023). Dia datang bersama rekan-rekannya dengan biaya pribadi.
“Kami datang, karena memang begitu inginnya untuk dikukuhkan Perwakilan Buton,” kata dia kepada Solopos.com, Kamis (21/9/2023).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dia pun menceritakan tentang awal perkenalannya dengan MTA. Jika dilihat dari segi jarak, antara Solo dan Buton memang sangat jauh. Namun semacam telah ditakdirkan, dia, keluarganya, serta beberapa masyarakat di Buton, bisa mengenal MTA.
Menurutnya perkenalannya dengan MTA diawali dari istrinya, Baroroh. Ketika itu istrinya berkunjung ke rumah saudaranya yang berjarak sekitar 35 km dari rumahnya. Di tempat itu istri Amin mendengar pengajian MTA dari radio MTA yang tertangkap antena televisi hitam putih milik saudaranya.

Amin menceritakan, istrinya sangat tertarik dengan isi kajian tersebut. Bahkan ketika sampai di rumah, istrinya pun menceritakan pengalaman mendengarkan kajian MTA itu kepadanya.

“Tapi saya belum mendengar secara langsung saat itu, karena saya tidak ikut [ke rumah adik saya],” kata dia.
Sampai akhirnya, beberapa waktu kemudian, yakni sekitar 2014 lalu, desanya mulai teraliri listrik. Amin tinggal di Desa Lasembangi, Kecamatan Lasalimu, Buton.

“Karena sebelumnya kami juga belum punya televisi, akhirnya setelah ada listrik di tempat kami, kami berupaya membeli televisi,” jelasnya.

Dari situlah dia mulai bisa mendengarkan pengajian MTA. Bahkan mulai bisa menangkap saluran MTA TV.
Ternyata istri Amin memiliki semangat besar untuk lebih mengenal MTA. Sampai pada 2015, istrinya meminta izin untuk ke Solo, guna mendatangi kantor pusat MTA.

“Padahal istri saya belum pernah ke Jawa. Akhirnya, setelah saya izinkan, istri saya datang ke Solo dengan anak saya. Dua-duanya belum pernah ke Solo. Tapi Alhamdulillah sampai,” kata dia.

Setelah itu, dia dan keluarga semakin semangat untuk mengikuti kajian MTA. Bahkan seiring berjalannya waktu, juga diikuti oleh warga lain. Saat ada pengajian MTA, warga tersebut kemudian mengikuti dengan melihat siaran televisi secara bersama-sama.

Sampai akhirnya pada masa pandemi, mendapat arahan dari MTA pusat untuk mengikuti kajian online. “Di situlah kami semua bingung. Sebab jaringan di tempat kami sangat susah. Kebetulan ada tetangga punya wifi dan Alhamdulillah bersedia untuk memasangkannya di musala pribadi Amin yang menjadi lokasi pengajian,” jelasnya.

Semangat dari warga MTA di Buton ini lantas terus mendapatkan perhatian dari MTA pusat. Dengan begitu terus mendapatkan pembinaan dan pendampingan secara langsung. Beberapa kali ada pengurus dari MTA pusat yang datang ke Buton untuk memberikan pembinaan langsung.

Merasa Nyaman

Warga MTA dari Buton lainnya, Rahman, menceritakan, ketika ada pengurus dari MTA pusat datang ke Buton, maka dirinya yang menjemput ke bandara di Baubau untuk diantarkan ke Lasalimu. Sebab dia tinggal di daerah yang lebih dekat ke bandara, yakni sekitar 100 km.

Sedangkan jarak tempat tinggalnya untuk sampai ke Lasembangi, Lasalimu, sekitar 83 km. Dia mengaku mengenal MTA melalui siaran Tv. Kemudian mengetahui adanya warga MTA lain di Lasembangi juga dari siaran Tv. Karena penasaran, dia akhirnya mencari ke Lasembangi. Meski sempat tersesat, akhirnya bertemu dengan Amin dan ikut mengaji bersama sebanyak dua kali pertemuan.

Dari situlah dirinya kenal dan memiliki hubungan baik dengan warga MTA di Lasembangi. Dia juga yang menjadi penghubung komunikasi antara warga di Lasembangi dengan pengurus du MTA pusat.

Warga MTA asal Buton lainnya, Jarmanto, juga mengaku senang perwakilan di Buton akan segera dikukuhkan. Dia mengatakan jika sebelumnya dari warga di Buton telah mengirimkan permohonan ke MTA pusat untuk dikukuhkan menjadi perwakilan.

Ternyata hal itu juga disambut baik oleh MTA pusat. “Kami juga dibina dan kami tambah semangat dengan adanya binaan itu,” jelas dia.

Menurutnya perkembangan MTA di Buton dapat dibilang perjuangannya bermula dari seorang perempuan, yakni Baroroh, istri dari Amin.

Sementara itu warga dari Solok Selatan juga merasa senang dengan akan dikukuhkannya menjadi Perwakilan MTA wilayah Solok Selamatan. Salah satu warga Solok Selatan, Jendra Pajoni, menyampaikan sejak beberapa tahun lalu sudah mengikuti kajian MTA. Awalnya di Solok Selatan ada sekitar lima orang yang memulai mengikuti kajian dengan berkumpul dari rumah ke rumah. Sebelum akhirnya menetap di salah satu rumah warga MTA. Itu sudah berlangsung sebelum dirinya mengenal dan mengikuti pengajian MTA.

Secara pribadi, dia mengaku mengenal MTA oleh tetangganya yang sudah lebih dulu mengikuti pengajian MTA dengan melihat melalui siaran tv. Setelah mencoba mengikuti pengajian, akhirnya diapun merasa cocok dengan materi-materi kajiannya dan berlanjut hingga saat ini.

Warga MTA lain dari Solok Selatan, Palis Nurhadi, juga mengaku merasa nyaman dan bisa mendapatkan banyak ilmu setelah mengikuti pengajian MTA. Hal itulah yang memotivasi warga MTA di Solok Selatan untuk bisa dikukuhkan menjadi Perwakilan MTA pada Minggu (24/9/2023) nanti.

“Ada banyak sebenarnya motivasi kami. Salah satunya agar di nagari kami sana, ada suatu ajang pendidikan, penularan ilmu yang sifatnya selama ini kami susah mendapatkan, seperti yang disampaikan MTA,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya