SOLOPOS.COM - Sisi depan Stasiun Klaten yang merupakan bangunan heritage, Kamis (6/6/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Stasiun Kereta Api (KA) Klaten yang bakal dipercantik melalui proyek beautifikasi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada tahun ini ternyata sudah berusia cukup tua, lebih dari 150 tahun.

Menurut informasi di laman dephub.go.id, Stasiun Klaten merupakan bagian dari jalur kereta api pertama di Indonesia yang diresmikan pada 9 Juli 1871. Stasiun Klaten juga menjadi stasiun pertama yang dibangun di jalur antara Solo dan Jogja.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Proyek beautifikasi oleh Kemenhub diharapkan bisa semakin memperindah bangunan dan kawasan stasiun serta menambah kenyamanan penumpang. Saat ini dalam satu bulan, rata-rata penumpang kereta jarak jauh yang berangkat dari Stasiun Klaten mencapai 21.910 orang.

Sedangkan jumlah rata-rata penumpang kereta api commuter sebanyak 32.094 orang per bulan. Selain Stasiun Klaten, Kemenhub pada tahun ini juga melakukan beautifikasi pada Stasiun Lempuyangan, Stasiun Yogyakarta, Stasiun Cirebon, Stasiun Solo Balapan, Stasiun Solo Jebres, serta Stasiun Solo Kota.

Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, mengatakan beautifikasi Stasiun Klaten dimaksudkan untuk peningkatan pelayanan. Salah satu penambahan fasilitas umum yakni memperluas tempat parkir.

Krisbiyantoro menjelaskan konsep beautifikasi yakni ruang terbuka. Fasad Stasiun Klaten bakal terlihat jelas dengan tidak ada lagi pagar di sisi depan. Pagar di sisi depan itu bakal diganti dengan pagar rendah. “Diupayakan akan bisa mirip dengan bentuk aslinya,” kata Krisbiyantoro di Klaten, Kamis (6/6/2024).

Sementara itu, bangunan rumah dinas di seberang Stasiun Klaten juga dipertahankan sesuai bentuk aslinya. Lahan di sekeliling rumah dinas itu bakal lebih luas dibandingkan kondisi sebelumnya yang dikelilingi bangunan.

Tak Mengubah Bangunan Heritage

Krisbiyantoro memastikan beautifikasi itu tak mengubah bangunan heritage di Stasiun Klaten. “Justru kalau bisa dikembalikan ke bentuk fasad aslinya termasuk rumah dinas,” jelas Krisbiyantoro.

Bangunan heritage di Stasiun Klaten itu tak lepas dari perjalanan sejarah stasiun kereta api itu di zaman kolonial Belanda. Mengutip id.wikipedia.org, Stasiun Klaten yang terletak di Tonggalan, Klaten Tengah, merupakan stasiun kereta api kelas I.

Stasiun ini terletak pada ketinggian +151 meter. Semula, Stasiun Klaten memiliki enam jalur kereta api. Pada awalnya, jalur 1 merupakan sepur lurus.

Setelah jalur ganda ruas Srowot-Ketandan dioperasikan pada tahun 2001 dan ruas Brambanan–Delanggu pada 15 Desember 2003, jalur 1 menjadi sepur lurus arah Yogyakarta dan jalur 2 menjadi sepur lurus arah Solo.

Namun, terdapat lintasan rel yang menikung dari arah Yogyakarta saat mendekati jalur 2 karena terdapat peninggalan peron stasiun pada masa NIS yang cukup lebar. Jalur 5 dan 6 yang mengarah ke gudang kini sudah diperbaiki dan digunakan kembali supaya dapat menampung kereta api yang sedang parkir.

Pada 2013, untuk mendukung pengoperasian jalur ganda, sistem persinyalan mekanik di stasiun ini diganti dengan sistem persinyalan elektrik buatan Len Industri. Namun baru per 12 Februari 2019 persinyalan elektrik ini digunakan.

Stasiun Klaten juga menjadi titik awal pemancangan tiang listrik aliran atas untuk mendukung operasional KRL Yogyakarta-Solo. Per Maret 2024, peron pulau di antara jalur 1 dan 2 stasiun ini diperpanjang dan dibangun kanopi tambahan agar nantinya dapat mengakomodasi kereta api penumpang dengan rangkaian panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya