SOLOPOS.COM - Penebaran bibit ikan di Embung Desa Pranan, Polokarto, Sukoharjo, Senin (11/12/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Progres pembangunan Embung Pranan di Desa Pranan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo telah mencapai 60% sejak dimulai pada 2022. Embung seluas 11.000 meter persegi ini digadang-gadang jadi solusi krisis air di musim kemarau di wilayah setempat.

Saat ini sebagian badan embung sudah tergenangi air. “Harapannya embung pranan ini bisa digunakan sebagai tandon air. Selain itu menjadi alternatif ketika Bendung Colo dikeringkan pada Oktober setiap tahunnya. Tak hanya itu embung ini juga untuk budidaya perikanan menunjang program gemar makan ikan. Embung ini nantinya juga digunakan sebagai destinasi wisata baru,” ungkap Kepala Desa Pranan, Sarjanto, saat ditemui seusai menyebarkan bibit ikan di embung setempat, Senin (11/12/2023).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pemerintah Desa Pranan mendapat bantuan 7.000 ekor bibit nila merah dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo. Nila merah dipilih lantaran memiliki nilai ekonomis dan gizi yang tinggi.

Embung Pranan dibangun secara bertahap. Di tahap pertama adalah pembangunan pintu air yang kini sudah bisa fungsikan. Pembangunan tahap pertama menelan dana Rp350 juta yang berasal dari bantuan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo.

Kemudian pada 2023 ini ada dana dari Kementerian Pertanian sebesar Rp100 juta khusus untuk pengerukan embung. “Sampai saat ini sudah dikatakan 50%-60% baru terlihat wujudnya seperti apa. Targetnya 1-2 tahun ke depan akan selesai. Kalau nanti penuh dapat mengairi sekitar 30-40 hektare lahan persawahan,” ungkap Sarjanto.

Tahun depan pihaknya akan menganggarkan dana APBDes Rp108 juta untuk memperkuat talut sebagai penahan bendung. Sekaligus digunakan untuk pengurukan jalan inspeksi.

Lahan di sekitar embung dapat dimanfaatkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Pranan untuk mengembangkan program peningkatan perikanan, termasuk pemanfaatan tanah kosong agar bisa ditanami sayur mayur dan tanaman lainnya.

Sarjanto meminta warganya untuk bersabar dengan tidak langsung memancing atau menangkap ikan di embung itu. Tunggu tiga empat bulan sampai ikan itu membesar baru dipersilakan dipancing. “Tetapi dilarang menyetrum dan menyebar racun,” imbaunya.

Camat Polokarto, Heri Mulyadi, berharap embung tersebut bisa bermanfaat untuk warga dan ekosistem di dalamnya terjaga. Selain itu, Embung Pranan bisa menjadi sarana penyedia ikan untuk upaya pengentasan stunting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya