SOLOPOS.COM - Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dispertan Boyolali, Kristini Boedyarti (kiri), didampingi Koordinator Penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sawit, Sugimin, di area persawahan Desa Gombang, Kecamatan Sawit, Jumat (1/3/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali menganggarkan dana untuk pembuatan 10 rumah burung hantu (rubuha) di lima desa yang sawahnya terserang hama tikus pada 2024 ini. Lima desa tersebut yaitu Gombang, Kateguhan, Bendosari, Jatirejo, dan Manjung.

“Pagunya sudah ada, sudah masuk DPA [Daftar Pelaksanaan Anggaran] Kabupaten Boyolali senilai Rp25 juta yang akan kami bantukan di lima desa di Kecamatan Sawit yang terkena serangan [hama tikus],” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dispertan Boyolali, Kristini Boedyarti, saat diwawancarai Solopos.com, Jumat (1/3/2024)

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ia menjelaskan masing-masing desa akan menerima minimal dua rumah burung hantu. Nantinya akan dicarikan burung hantu untuk menjadi predator alami tikus. Ia menjelaskan satu pasang burung hantu yang memberi makan tiga pasang anaknya dalam satu musim tanam bisa membunuh 1.020-an ekor tikus.

Selain dari anggaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, beberapa desa juga sudah membuat rumah burung hantu secara swadaya berikut pengadaan burung hantunya. Kristin mengatakan ada ribuan ekor tikus yang menyerang sawah di Sawit.

Ia menjelaskan tikus berkembang biak dengan cepat sehingga menyerang secara cepat. Satu pasang tikus, lanjut dia, ketika berada di tempat nyaman dan tersedia makanan bisa berkembang biak dan menghasilkan 2.000-an anak tikus dalam satu tahun.

Selain rubuha, Dispertan Boyolali juga membasmi tikus dengan rodentisida dan basmikus setiap tahunnya. Lebih lanjut, ia menjelaskan ada 44 hektare tanaman padi di Kecamatan Sawit yang terserang hama tikus.

Luas lahan itu tersebar di lima desa yaitu Gombang, Kateguhan, Jatirejo, Manjung, dan Bendosari. Sedangkan luas lahan yang waspada serangan tikus mencapai 181 hektare.

Di Kecamatan Nogosari juga ada sekitar 13 hektare yang diserang tikus dengan luas lahan waspada serangan mencapai 51 hektare di Guli, Sembungan, dan Jeron. Lalu, di Kragilan, Kecamatan Mojosongo, ada lahan waspada seluas 22 hektare.

Area sawah di Desa Kragilan bisa terkendali tanpa serangan karena petani dan Dispertan telah mendeteksi adanya lubang-lubang tikus lalu dibasmi sebelum menyerang tanaman padi. Selain itu, ada pula sekitar 15 rubuha di Kragilan untuk predator alami tikus.

“Kabar terbaru untuk Nogosari dan Kragilan sudah bisa terkendali, terbukti sudah panen,” jelas dia.

Koordinator Penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sawit, Sugimin, menjelaskan di Sawit sudah ada sekitar 10 rubuha di Desa Tlawong dan Desa Karangduren sehingga area persawahan di dua tempat tersebut, hama tikus lebih terkendali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya