SOLOPOS.COM - Gerbang Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO—Mahasiswa dan pimpinan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengeluarkan pernyataan sikap yang berbeda dalam menanggapi situasi demokrasi jelang Pemilu pada 14 Februari 2024 mendatang.

Catatan Solopos.com, pernyataan sikap mahasiswa disampaikan di depan gedung rektorat atau Gedung Pusat dr. Prakosa, Rabu (7/2/2024). Pernyataan sikap dengan tajuk Surat Pernyataan Sebelas Maret atau Supersemar itu dibacakan oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS, Agung Lucky Pradita, bersama puluhan mahasiswa lain.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Agung menjelaskan Supersemar itu murni bertujuan untuk mengkritisi keadaan demokrasi di Indonesia menjelang Pemilu 2024. Dia mengatakan sejak awal masa pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden sudah ada indikasi kecurangan.

Hal itu terbukti dengan ditetapkannya Ketua Mahkamah Konstitusi, Anwar Usman yang melanggar kode etik setelah mengesahkan peraturan batas usia pencalonan presiden dan wakil presiden. Paman Gibran Rakabuming Raka itu dianggap memuluskan langkah keponakannya untuk mendampingi Prabowo Subianto dalam Pemilu 2024.

Lalu belum lama ini, dia mengatakan Ketua Komunis Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari dan enam anggotanya terbukti melanggar kode etik dalam proses penerimaan Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (Cawapres).

Menurutnya dua kejadian tersebut sudah mengindikasikan bahwa pelaksanaan Pemilu 2024 kali ini penuh dengan kecurangan dan mengabaikan etika. Maka pihaknya mengeluarkan pernyataan sikap atau maklumat untuk merespon tersebut.

Terdapat lima poin pernyataan sikap yang disampaikan. Pertama, kecewa atas keberjalanan demokrasi yang tidak dapat menjunjung tinggi etika dan prinsip-prinsip hukum yang didasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Kedua, mendesak seluruh lembaga yang berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu 2024 agar menegakkan independensi dan didasarkan pada prinsip luber jurdil.

Ketiga, menuntut Presiden dan semua pejabat pemerintahan untuk tidak melakukan politisasi maupun personalisasi bantuan sosial dan tidak terlibat dalam tim sukses atau tim kampanye pasangan calon.

Keempat, menuntut agar semua ASN, pejabat pemerintah, TNI dan Polri terbebas dari paksaan memihak salah satu paslon.

Kelima, kecewa atas segala sikap maupun tudingan yang memposisikan kampus yang telah bersuara berdasarkan pada standar etika dan keilmuan sebagai politik partisan.

Sikap Pimpinan UNS

Sementara itu Rektor, Senat, Akademik, dan Dewan Profesor atas nama pimpinan Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo juga mengeluarkan sikap terkait Pemilu 2024.

Pernyataan sikap tersebut disampaikan humas UNS kepada awak media melalui pesan di WhatsApp Group, Rabu (7/2/2024). Namun pernyataan sikap cukup berbeda dengan yang dikeluarkan oleh mahasiswa.

Pernyataan sikap mahasiswa lebih menyorot soal pelanggaran etika dan mengkritik proses pelaksanaan Pemilu. Sementara pimpinan UNS lebih mengajak untuk menyukseskan Pemilu 2024 dan menjaga kondusivitas kampus.

Dalam pernyataan pimpinan UNS itu tertulis tiga poin. Pertama, mendukung terselenggaranya Pemilu Tahun 2024 secara demokratis, jujur, dan adil.

Kedua, berkomitmen menjaga kondusivitas kampus UNS untuk kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi bagi semua warga UNS dan masyarakat.

Ketiga, mengimbau kepada warga kampus UNS dan semua pihak untuk menghormati dan menghargai setiap perbedaan pandangan dan pendapat dengan menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan.

Surat pernyataan yang tertanggal 5 Februari 2024 itu ditandatangani oleh Plt Rektor, Chatarina Muliana; Ketua Senat Akademik, Sri Sulistyowati; dan Ketua Dewan Profesor, Suranto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya