SOLOPOS.COM - Belasan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) Griya PMI Peduli Solo mengikuti upacara bendera HUT ke-78 Kemerdekaan RI di Kampus Politeknik Akbara Solo, Kamis (17/8/2023) pagi. (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO—Belasan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) penghuni Griya PMI Peduli Solo ikut memeriahkan HUT ke-78 Kemedekaan RI dengan menjadi peserta upacara bendera di Kampus Politeknik Akbara Solo, Kamis (17/8/2023) pagi.

Pantauan Solopos.com mereka tertib mengikuti rangkaian upacara mulai dari pengibaran bendera merah-putih hingga penyampaian amanat inspektur upacara. Para ODGJ itu juga bisa bersikap disiplin dengan membentuk barisan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Tidak ada dari mereka yang bersikap atau bertindak di luar prosesi upacara, dari awal hingga berakhirnya upacara. Salah seorang ODGJ penghuni asal Praon, Nusukan, Banjarsari, Joko Sutrisno, 44, senang bisa mengikuti upacara bendera.

Tapi, dia juga merasa sedih karena ternyata masih saja mengikuti upacara kemerdekaan RI di lingkungan Griya PMI Peduli Solo. “Rasanya ya senang. Cuma agak sedihnya kok ya masih di Griya PMI. Kami ingin bisa pulang,” ungkap Joko.

Namun, dia dan beberapa temannya harus lebih bersabar, dikarenakan pegawai Griya PMI Peduli Solo belum mengizinkan mereka kembali ke tempat asal. “Saya dan teman-teman ingin pulang. Tapi sama pegawai PMI belum boleh,” tutur dia.

Disinggung kegiatan upacara bendera HUT ke-78 Kemerdekaan RI pagi itu, menurut Joko, tanpa terlebih dulu latihan. Namun, karena dirinya sudah empat kali mengikuti upacara yang sama, dia bisa mengikuti setiap prosesi upacara dengan baik.

“Saya di Griya PMI Peduli ini sudah 17 tahun, dan sudah empat kali ikut upacara HUT kemerdekaan. Tahun ini HUT ke-78 Kemerdekaan. Ini langsung upacara, tidak latihan dulu kemarin-kemarin. Ya buktinya bisa berjalan lancar,” kata dia.

Sementara, Direktur Politeknik Akbara Solo, Titis Wahyuono, mengatakan para ODGJ yang mengikuti upacara HUT ke-78 Kemerdekaan RI bisa dibilang sudah sembuh. Tapi, mereka belum bisa kembali ke lingkungan sosial karena sejumlah alasan.

Seperti ketidaksiapan keluarga untuk menerima kembali mereka. Sehingga para ODGJ itu tetap berada di Griya PMI Peduli Solo. “Kalau bisa dibilang ya sudah sembuh. Tapi yang muncul persoalan sosial. Keluarga merasa tidak siap,”urai dia.

Sehingga dengan pertimbangan kemanusiaan, Titis melanjutkan para ODGJ yang sudah sembuh itu masih bertahan di Griya PMI Peduli Solo. Griya PMI Peduli adalah tempat untuk menampung para ODGJ. Saat ini ada sekira 100 ODGJ di situ.

Ada juga Griya Bahagia PMI Solo di sebelahnya. Tempat ini untuk menampung para orang lansia yang terlantar. Saat ini ada 30-40 orang lansia di situ. Terakhir ada Kampus Politeknik Akbara Solo yang merupakan tempat pendidikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya