SOLOPOS.COM - Beberapa warga sedang ngabuburit di Bendung Tirtonadi, Nusukan, Banjarsari, Solo, Kamis (21/3/2024). (Solopos.com/Candra Septian Bantara)

Solopos.com, SOLO-Bendung Tirtonadi jadi salah satu lokasi favorit warga Nusukan, Banjarsari, Solo, dan sekitarnya untuk ngabuburit atau menunggu waktu berbuka puasa di Bulan Ramadan ini. Suasana yang tenang, anginnya sepoy-sepoy, sunset cantik, hingga aneka jajanan murah meriah menjadi daya tarik tersendiri di bendungan yang diresmikan tahun 2019 silam.

Pantauan Solopos.com, Kamis (21/3/2024), sejak pukul 16.00 WIB, sekitar 30-an pedagang mulai mempersiapkan gerobak dan lapak dagangannya di tepian Jl. Popda. Sementara beberapa tukang parkir mulai menyiapkan karcis dan memasang rambu pembatas area parkir.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Seratusan warga mulai berdatangan saat pukul 17.00 WIB di mana saat itu langit senja sedang cerah dan pemandangan matahari tenggelam tengah cantik-cantiknya. Sebagian di antara mereka mengabadikan momen indah tersebut dengan berswafoto bersama keluarga, pasangan, maupun kerabatnya.

Salah seorang pedagang minuman dingin, Pariyem, 70, mengatakan cuaca cerah adalah ladang rezeki baginya. Lantaran saat itu banyak warga berkunjung ke Bendung Tirtonadi dan membeli minuman dingin buatanya.

“Saya sangat senang ketika cuaca cerah seperti sekarang. Banyak orang yang nyore di sini dan jajan di tempat saya. Tapi kalau mendung atau hujan, waduh, sepi banget, Mas, tidak dapat apa-apa,” katanya

Wanita paruh baya yang sehari-hari berjualan di Bendung Tirtonadi Solo itu mengaku ketika cuaca cerah Ia bisa menjual puluhan hingga ratusan cup minuman dingin berbagai rasa. Wanita asli Nusukan tersebut menjual minumannya seharga Rp5.000 per cup-nya.

Momen ngabuburit di Bendung Tirtonadi sore ini rasanya begitu hangat. Semua warga yang hadir tampak ceria.

Ada yang berolahraga, ada anak kecil yang berlarian ke sana ke mari, ada yang bermain dengan keluarga, ada ngobrol dengan pasangannya, dan ada juga yang bermain gim seru-seruan bersama teman-temannya.

Obat rindu

Namun di tengah kecerian di lokasi ini, ada seorang pemuda yang duduk sendirian dan sambil menatap Kali Anyar, Afif namanya. Ia adalah mahasiswa yang merantau dari Sangata, Kalimantan Timur.

Ia mengaku sudah sering berkunjung ke Bendung Tirtonadi sejak 2019 namun kebanyakan dia datang sendirian. Baginya menyore di sana bisa melepas penat selepas mengerjakan tugas atau beraktivitas di kampus seharian.

Kata Afif, saat datang ke Bendung Tirtonadi bisa jadi obat rindu kampung halamannya yang lokasinya tak jauh dari pantai. Dengan melihat aliran sungai yang cukup deras dan angin sepoi-sepoi sudah cukup mengobati rasa rindunya.

“Ya karena kebiasaan di Kalimantan lihat laut hampir tiap hari. Tapi kan di Solo tidak ada laut jadinya ya ke bendungan saja. Melihat aliran sungai dan angin sepoi-sepoi saat sore sudah cukup jadi obat rindu pada kampung halamanku,” ungkapnya.

Sayangnya suasana ngabuburit penuh keceriaan sore ini sedikit ternodai karena sebagian besar pengunjung yang datang ke Bendung Tirtonadi Solo kurang menyadari pentingnya menjaga kebersihan.  Meskipun sudah disediakan tempat sampah di beberapa titik, banyak yang masih membuang sampah sembarangan atau meninggalkan sampah begitu saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya