SOLOPOS.COM - Pengunjung menunjukkan tiket berbentuk serupa paspor untuk masuk ke Objek Wisata Edukasi Religi Boyolali, Minggu (4/2/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Gerimis tak menyurutkan semangat para pengunjung yang berdatangan ke Objek Wisata Edukasi Religi Boyolali di Desa Karanggeneng, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, Minggu (4/2/2024) pagi.

Rombongan yang datang dengan sepeda motor, mobil, bahkan bus terus berdatangan ke tempat wisata yang memiliki miniatur Ka’bah tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Beberapa warga membeli tiket di pintu masuk Wisata Edukasi Religi Boyolali yang diberi nama Qolbu itu. Pengunjung yang membeli tiket dengan kategori umum mendapatkan tiket bertuliskan paspor berwarna biru, sedangkan para pelajar mendapatkan tiket paspor berwarna cokelat.

Sebelum masuk ke dalam kawasan Wisata Edukasi Religi Boyolali, mereka berhenti di depan petugas pengecekan tiket. Bak bertemu petugas imigrasi, “paspor” mereka diberikan cap sebagai tanda pengunjung bisa masuk ke kawasan wisata itu.

Salah satu pengunjung yang melewati petugas pengecekan tiket adalah Narti, 65, dari Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Ia datang bersama rombongan sekitar 200 orang. Mereka adalah para jemaah yang akan mengikuti ibadah umrah.

“Lucu sekali, kami tadi diberi tiket tulisannya paspor oleh petugas umrah. Waktu masuk antre satu-satu, dicap tiketnya, berasa beneran ketemu petugas imigrasi di luar negeri. Bangunannya juga bagus,” jelas dia saat berbincang dengan Solopos.com di lokasi, Minggu.

Narti menjelaskan rombongannya datang naik empat bus dan berangkat dari Sleman sekitar pukul 07.30 WIB. Mereka tiba sekitar pukul 10.00 WIB. Ia awalnya tidak tahu tentang Wisata Edukasi Religi Qolbu Boyolali. Namun, petugas umrah yang hendak ia ikuti mengajaknya.

Narti menyampaikan rombongannya sengaja datang ke Wisata Edukasi Religi itu untuk latihan manasik umrah. “Dulu kalau yang mau umrah atau haji, manasiknya itu dibuat yang bisa dicopot-pasang, jadi tidak permanen. Berbeda dengan yang di Boyolali ini,” kata dia.

Belajar Manasik Haji dan Umrah

Sementara itu, salah satu pelajar asal Sleman, Dani Febriansyah, 18, mengaku sangat takjub dengan Wisata Edukasi Religi Boyolali. Pelajar kelas XII SMA tersebut mengaku datang bersama rombongan dari pondok pesantrennya dari Turi, Sleman, DIY.

Ia datang dengan sekitar 100 orang naik dua bus dalam rangka studi wisata. “Sekalian ini belajar manasik haji dan umrah. Saya melihat tempatnya sangat bagus, tiketnya juga seperti paspor. Konsepnya bagus,” jelas dia.

Wisata edukasi yang dikelola Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Boyolali itu diresmikan oleh Bupati Boyolali, M Said Hidayat, pada Oktober 2023. Tempat wisata tersebut sempat digratiskan untuk pelajar semasa percobaan pada November-Desember 2023.

Kemudian, Wisata Edukasi Religi Qolbu Boyolali dibuka untuk umum mulai 1 Januari 2024. Kepala Disporapar Boyolali, Budi Prasetyaningsih, mengungkapkan sejak 1 Januari-2 Februari 2024, objek wisata itu telah didatangi sebanyak 46.408 pengunjung.

Mereka terdiri atas 36.508 pengunjung kalangan umum dan 9.900 pelajar. Harga tiket untuk pengunjung kalangan umum Rp20.000 per orang dan pelajar Rp10.000 per orang. Harga tersebut termasuk asuransi Jasa Raharja senilai Rp200 per tiket.

Dengan total jumlah pengunjung tersebut, selama buka 1 Januari-2 Februari 2024, kunjungan umum menyumbang penghasilan Rp730,16 juta dan pengunjung pelajar Rp99 juta.

Wisata Edukasi Religi Qolbu Boyolali buka setiap Selasa-Minggu tiap pukul 08.00 WIB-16.00 WIB. Calon pengunjung bisa melakukan reservasi di tautan laman wisataedukasireligi.boyolali.go.id. Pengunjung juga bisa mendapatkan tiketn on the spot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya