SOLOPOS.COM - Pratu Miftahul Firdaus, prajurit TNI asal Wonosegoro, Boyolali, yang gugur dalam kontak senjata dengan KKB di Papua. (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI — Kepergian Pratu Miftahul Firdaus, prajurit TNI asal Dukuh Jaragan RT 002/RW 001, Desa Wonosegoro, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, yang gugur dalam kontak senjata di Papua, Sabtu (25/11/2023), meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya.

Apalagi, Firdaus masih sangat muda dan bisa dibilang baru memulai kariernya di TNI. Saat jenazahnya tiba di rumah duka, Senin (27/11/2023), keluarga dan para pelayat tak kuasa menahan tangis.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Deretan karangan bunga ucapan duka cita memenuhi di sepanjang jalan alternatif Wonosegoro-Purwodadi depan rumah bercat hijau milik ayah Pratu Miftahul Firdaus, Sofrowi.

Karangan bunga tersebut ada yang berasal dari Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak, Pangdivif 2 Kostrad Mayjen TNI Haryanti, dan lain-lain.

Salah satu kerabat Firdaus, Arifin, mengungkapkan prajurit TNI yang gugur di Papua itu lahir di Boyolali pada 21 Februari 2001. Setelah menyelesaikan pendidikan di SDN 2 Wonosegoro, SMPN 1 Wonosegoro, dan SMAN 1 Karanggede, ia mendaftar TNI Kostrad.

Percobaan pertama gagal dan baru pada 2021 setelah mencoba kali kedua Firdaus berhasil masuk pendidikan menjadi TNI Kostrad di Kebumen, Jawa Tengah, selama empat bulan. Setelah itu, Firdaus melanjutkan pendidikan di Malang, Jawa Timur, selama tiga bulan.

Firdaus sempat ditempatkan di Kostrad Salatiga sebelum dipindah ke Papua. “Almarhum belum berkeluarga, tapi dari informasi yang saya terima memiliki teman dekat. Terkait detailnya saya kurang paham,” kata Arifin saat berbincang dengan Solopos.com di rumah duka, Senin (27/11/2023).

Pekerja Keras dan Ulet

Pratu Miftahul Firdaus adalah anak kedua dari dua bersaudara pasangan petani di Wonosegoro, Sofrowi dan Sri Rohmiyatin. Arifin mengenang Pratu Firdaus sebagai orang yang supel, ramah, dan pekerja keras.

Ia menceritakan sang keponakan sejak dulu juga sering membantu orang tuanya bertani. “Dia memang pekerja keras dan ulet, makanya bisa jadi tentara walau sempat gagal tapi dicoba terus sampai dapat,” jelas dia.

Pratu Firdaus mulai ditugaskan di Papua setelah Lebaran 2023. Arifin tak mengingat pasti, akan tetapi ia menyebut Arifin bertugas di Papua mulai Mei 2023.

Pada 28 Desember 2023, tutur Arifin, Pratu Firdaus sedianya selesai bertugas di Papua. Namun, takdir berkata lain. Ia dipanggil pulang terlebih dahulu ke Rahmatullah tanpa sempat melihat tanah kelahirannya di Wonosegoro, Boyolali, untuk kali terakhir.

Arifin mengaku kali terakhir bertemu Firdaus pada Lebaran 2023. “Waktu itu masih Lebaran 2023 ini, main ke rumah, silaturahmi minta doa kepada kami sebagai saudara, nanti tugas ke Papua minta didoakan keselamatan. Kalau enggak selamat, takdir berkata lain, ya ikhlaskanlah. Almarhum bilang begitu,” kata dia.

Pantauan Solopos.com, jenazah pemuda berusia 22 tahun itu tiba di rumah duka, Senin (27/11/2023) siang. Jenazah terbungkus peti dengan bendera merah putih itu disambut isak tangis keluarga dan pelayat.

Terlihat beberapa istri prajurit TNI AD yang tergabung dalam Persit ikut menangis bersama keluarga dan pelayat. Jenazah Pratu Firdaus diantar ambulans lalu digotong oleh rekan-rekannya masuk ke rumah duka. Beberapa orang lalu menyalatkannya.

Setelah disalatkan, jenazah Pratu Miftahul Firdaus dikebumikan di permakaman setempat dengan upacara militer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya