SOLOPOS.COM - Salah satu sajian mi ayam di Solo. (Tangkapan Layar Youtube Espos Indonesia)

Solopos.com, SOLO — Kota Solo bukan hanya dikenal sebagai kota budaya, tetapi juga tersohor dengan beragam kuliner tradisionalnya. Salah satu kuliner yang banyak ditemui adalah mi dengan beragam penyajian. Mi sendiri menjadi makanan pengganti nasi yang cukup digemari masyarakat.

Kuliner mi sudah ada sejak lama di Solo dengan beragam ciri khas dan keunikan rasa masing-masing. Mulai dari mi tradisional hingga mi kekinian. Kuliner mi di Indonesia disebut-sebut mendapat pengaruh dari Tionghoa, yang dapat dilihat dari hidangan saat ini, seperti bakmi, kwetiau, dan mi ayam.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mi mulai masuk ke Indonesia disebabkan perdagangan lintas etnis Tionghoa dan Jawa pada tahun 1745. Kesukaan masyarakat terhadap mi menjadikan kuliner ini semakin eksis dan bertambah dari waktu ke waktu.

Mengutip dari akun Youtube Espos Indonesia yang diakses pada Selasa (11/7/2023), bisnis kuliner mi di Solo semakin berkembang dan beragam. Banyak kedai yang menyajikan beragam sajian mi dengan beragam variasi menu. Sebut saja kedai Mie Gacoan, Mie Kalia, Mie & Bakso Subur, dan Mie Ayam Eat Mie.

Hidangan mi yang disajikan diolah dengan inovasi unik yang dapat membuat konsumen semakin tertarik untuk membelinya. Contohnya saja Lia, pemilik Mie Kalia, yang mendirikan bisnis kuliner mi ayam dengan menu modern andalan.

Hidangan modern yang ditambahkannya, yakni Mie Pedas Singapore dengan harga Rp20.000 per porsi dan Pangsit Goreng Pedas seharga Rp17.000 per porsi.

Lia menambah hidangan modern tersebut karena merasa di Solo belum ada kuliner semacam itu. Hidangan tersebut juga dapat menjadi karakteristik dari kedai mi ayam yang didirikannya.

Cerita berbeda disampaikan Erna Kusuma, pendiri kedai Mie & Bakso Subur yang sudah melegenda di Solo sejak tahun 1998. Kedai mi yang dijalankannya merupakan kedai mi peninggalan bapaknya sejak kepulangannya pada tahun 2015. Dalam sehari, kedainya mampu menjual seratus porsi.

Erna mengungkapkan bahwa Mie & Bakso Subur memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dengan kedai mi lain, yaitu cita rasa.

“Biasanya mi ayam solo itu manis, tapi kita cenderung ke asin ada manis dan gurihnya gitu. Jadi, beda sih, bukan kayak mi ayam lain di Solo,” ungkap Erna pada akun Youtube Espos Indonesia yang diunggah pada Sabtu (1//7/2023).

Kedai mi lain yang lokasinya berada di sekitar kampus adalah Mie Ayam Eat Mie. Kedai tersebut didirikan oleh Hari Yudo Wibowo yang sangat menyikai makan mi ayam.

Hari melakukan riset yang cukup lama untuk menemukan cita rasa khas yang membedakan Mie Ayam Eat Mie dengan kedai mi ayam lain di Solo. Total omzet yang didapatkan dari beberapa cabang kedainya, yakni mencapai 80-90 porsi per hari.

Selain itu, kedai mi yang cukup populer di kalangan masyarakat adalah Mie Gacoan. Di Solo sendiri, cabang-cabangnya sudah merambah ke beberapa tempat. Mie Gacoan menjadi kedai mi yang menyajikan hidangan mi kekinian yang memiliki ciri khas berbeda.

Rara, pengunjung Mie Gacoan, mengatakan sangat suka membeli sajian mi di Mie Gacoan karena ada menu mi pedas berlevel, yakni mi dengan tingkat kepedasan yang berbeda.

“Aku opsional sih. Kadang pingin mi lawas, kadang pingin coba-coba yang kekinian. Jadi aku bisa coba keduanya, gak perlu ke salah satu pihak,” ungkapnya yang dikutip dari akun Youtube Espos Indonesia, Selasa (11/7/2023).

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya