SOLOPOS.COM - Ilustrasi perawatan pasien demam berdarah. (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Solopos.com, SRAGEN — Seorang bocah berumur 12 tahun warga Desa Pilangsari, Kecamatn Ngrampal, Sragen, meninggal dunia di rumah sakit (RS) di Solo, Rabu (31/1/2024) siang. Siswa Kelas VI SD tersebut meninggal diduga karena terkena demam berdarah dengue (DBD).

Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen masih menyelidiki kasus tersebut karena belum ada surat kewaspadaan dini rumah sakit (KDRS) yang ia terima. Sebelum dirujuk ke RS di Solo, bocah itu sempat dirawat di RS swasta di Sragen.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Informasi yang dihimpun Solopos.com, bocah itu awalnya demam dan di rawat inap selama tiga hari di RS swasta di Sragen sebelum dirujuk ke RS di Solo pada Selasa (30/1/2024) malam. Rabu siangnya meninggal dunia.

Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Sragen, Sri Subekti, membenarkan adanya kasus itu. Dia mengaku baru menerima informasi pada Rabu siang. Berdasarkan laporan dari Puskesmas Ngrampal, pasien sudah dirawat di RS swasta di Sragen pada 28-30 Januari 2024 tetapi tidak ada surat KDRS ke Dinkes Sragen.

“Informasinya anak itu meninggal di Solo karena mengalami DSS [dengue shock syndrome]. Kami masih menyelidiki kasus itu untuk memastikan pasien benar-benar kena DBD atau tidak,” ujarnya.

Kepala Dinkes Sragen, Udayanti Proborini, menyampaikan sebelumnya sudah ada pasien DBD berusia enam tahun meninggal di Sragen, tepatnya di wilayah Desa Sigit, Kecamatan Tangen. Dinkes langsung menindaklanjutinya dengan melakukan penyelidikan epidemiologi (PE), pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dan fogging.

Rencananya fogging kedua dilaksanakan pada Kamis (1/2/2024) besok. Penyuluhan untuk pemberantasan sarang nyamuk juga dilakukan.

Data terkini ada 36 kasus DBD yang tersebar di sejumlah kecamatan dan paling banyak Sumberlawang. Ada kasus demam lainnya tetapi hasil diagnosanya demam dengue sehingga masuk DBD. Kasus DBD menjadi perhatian serius Dinkes karena masuk musim hujan.

“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk menggiatkan PSN rutin. Kami butuh bantuan masyarakat untuk PSN. Kami minta seluruh puskesmas untuk menjadwalkan rutin, minimal satu pekan sekali untuk melakukan PSN. Jadi, nanti tinggal dilanjutkan masyarakat setiap harinya,” katanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya