SOLOPOS.COM - Ilustrasi perawatan pasien demam berdarah. (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Solopos.com, SRAGEN — Warga Sragen diminta untuk mewaspadai ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD). Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen mencatat ada 31 kasus DBD sepanjang Januari 2024 ini.

Menggalakkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing selama musim penghujan ini menjadi cara efektif untuk mencegah DBD.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Sragen, Sri Subekti, Kamis (25/1/2024), mengungkapkan 31 kasus DBD tersebut tersebar di 10 kecamatan, yakni di Gemolong, Sragen, Sumberlawang, Masaran, Tanon, Karangmalang, Kalijambe, Sidoharjo, Jenar, dan Gesi.

Dinkes sebelumnya menerima laporan ada 216 kasus demam sepanjang tahun ini hingga Rabu (24/1/2024). Dari jumlah tersebut setelah diteliti ada 31 kasus diantaranya yang merupakan DBD. Sisanya hanya demam biasa.

“Jumlah kasus tersebut naik bila dibandingkan kasus di Januari 2023 yang lalu. Pada tahun lalu, selama Januari ada 136 kasus demam tetapi yang masuk kategori DBD hanya 19 kasus,” ujarnya.

Subekti menyampaikan data per Kamis (18/1/2024) lalu sudah 22 kasus DBD dari 159 kasus demam di Sragen. Dalam waktu enam hari ada peningkatan kasus DBD sebanyak sembilan kasus, yakni dari 22 kasus menjadi 31 kasus.

“Kasus paling banyak berada di wilayah Sumberlawang dan Mondokan yang masuk daerah endemis DBD,” jelasnya.

Subekti sudah meminta para camat untuk menggerakan warganya menggiatkan PSN secara rutin, khususnya di daerah yang kasus demam denguenya cukup banyak. Dia menjelaskan dengue merupakan virus dengue yang dibawa nyamuk.  Tetapi kasus demam dengue (DD) itu tidak memenuhi kriteria DBD.

Umumnya kasus DD dan DBD Meningkat di  awal musim penghujan. Selain itu masyarakat yang abadi akan kebersihan lingkungan seperti adanya sampah yang menampung air hujan yang jadi tempat berkembang baiknya nyamuk.

“Kami mengumbau kepada masyarakat Sragen melakukan 5M, yakni menguras, menaburkan, mengganti, menutup, dan menimbun. Menguras tampungan air secara rutin dan menyikatnya. Kemudian mengubur barang-barang yang bisa menampung air. Menutup tampungan air di rumah. Terutama adanya tampungan air di luar kulkas itu bisa menjadi sarang nyamuk,” ujarnya.

Dia mengingatkan tanaman dengan media tanam air juga bisa sarang nyamuk. Gunakan obat nyamuk dan kurangi baju-baju yang digantung agar tidak menjadi tempat persembunyian nyamuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya