Soloraya
Selasa, 25 Juni 2024 - 14:00 WIB

Buka Lahan Tidur, Petani Tembakau asal Klaten Kerahkan 100 Buruh Tani

Taufiq Sidik Prakoso  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para buruh tani membuka lahan tidur di Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Klaten, Selasa (25/6/2024). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN–Petani tembakau asal Desa Karangpakel, Kecamatan Trucuk, Juwandi, nekat membuka lahan tidur di Dukuh Salak, Desa Kurung, Kecamatan Ceper untuk ditanami tembakau. Guna membuka lahan seluas 1 hektare (ha) tersebut, Juwandi mengerahkan 100-an buruh tani.

Lahan tidur itu merupakan lungguh Kades Kurung dan tak digarap selama lebih dari setahun terakhir. Lahan yang berdekatan dengan area permakaman itu ditumbuhi rumput liar. Selama tiga hari terakhir, Juwandi dibantu para buruh membuka lahan itu untuk ditanami tembakau asepan varietas grompol.

Advertisement

Juwandi menjelaskan pembukaan lahan itu dilakukan dengan mengerahkan 100-an buruh tani lantaran kondisi seluruh lahan ditumbuhi rumput liar. Selain itu, banyaknya jumlah buruh yang dilibatkan untuk mengejar waktu agar tanam tembakau bisa maksimal selama kemarau.

“Kalau menggunakan Alsintan masih belum bisa karena gulmanya sangat banyak. Sehingga efektif menggunakan tenaga manusia untuk awal membuka lahan. Ini sekaligus memberdayakan petani memanfaatkan momen belum panen [padi],” jelas Juwandi saat ditemui wartawan di sela pembukaan lahan, Selasa (25/6/2024).

Juwandi menjelaskan lahan tidur yang dibuka sebelumnya hanya ditanami padi dan belum pernah untuk tanam tembakau. Dia nekat menyewa lahan tersebut untuk uji coba tanam tembakau di wilayah tersebut. “Tentu ada tantangannya dengan membuka lahan tidur seperti ini. Yang pasti high cost. Kemudian harus melakukan perbaikan struktur tanah,” jelas Juwandi.

Advertisement

Disinggung varietas tembakau yang dia tanam, Juwandi mengungkapkan, pasar untuk varietas tembakau asepan grompol terbuka luas. Selain pasar lokal, daun tembakau grompol diserap pasar ekspor sebagai salah satu bahan pembuatan cerutu.

Salah satu buruh tani, Margiyanti, 55, mengatakan tantangan untuk membuka lahan seperti yang dilakukan di lahan Kurung yakni mencabuti  rumput liar. “Kalau kondisi seperti ini tangannya harus rajin. Ya senang-senang saja bisa ikut seperti ini. Sedikit-sedikit untuk menghidupi anak,” kata Margiyanti yang merupakan seorang janda.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif