Soloraya
Selasa, 12 September 2023 - 18:45 WIB

Buntut Pencabulan Santriwati, Ponpes Jatipuro Karanganyar bakal Dibekukan

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi korban pelecehan seksual . (freepik)

Solopos.com, SEMARANG — Pondok pesantren di Jatipuro, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng), yang tersangkut kasus pencabulan santriwati, terancam dibekukan atau ditutup. Usulan itu disampaikan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Karanganyar saat menggelar pertemuan dengan seluruh pengasuh pondok pesantren (ponpes) se-Karanganyar, Sabtu (9/9/2023).

Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Jateng, Mustain Ahmad, membenarkan jika ada pertemuan seluruh pengasuh ponpes di Karanganyar pada Sabtu kemarin. Pertemuan itu membahas tentang pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman di lingkungan pendidikan keagamaan.

Advertisement

“Hasil [pembahasan] langsung ke Kepala Kemenag Karanganyar ya,” ujar Mustain kepada Solopos.com, Selasa (12/9/2023).

Sementara itu, Kepala Kemenag Karanganyar, Hanif Hanani, membenarkan jika pihaknya akan segera melayangkan surat pembekuan ponpes di Jatipuro, pimpinan AB alias BN, yang melakukan pelecehan seksual kepada enam santriwati. Pembekuan itu dikarenakan ponpes itu sudah tidak layak digunakan sebagai tempat menimba ilmu.

“Kalau ini nanti sudah premis bersalah, akan kami usulkan ke Kanwil [Kemenag Jateng] untuk dibekukan, karena sudah tidak layak lagi jadi ponpes,” ujar Hanif saat dihubungi Solopos.com dari Semarang.

Advertisement

Apalagi saat ini, terang Hanif, kondisi ponpes di Jatipuro itu kian memprihatinkan dan nyaris tidak ada kegiatan. Hal itu dikarenakan sebagian besar santri di ponpes itu sudah dijemput orang tua menyusul kasus pelecehan yang dialami enam santriwati oleh pimpinan atau pengasuh ponpes itu.

“Tadinya ada 35 santri, saat ini hanya tinggal tiga anak. Perempuan semua, usianya sekitar anak SMP. Lama-lama bakal enggak ada kegiatan, makanya kami usulkan pembekuan,” ungkapnya.

Senada disampaikan Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto. Ia tidak mempungkiri jika kondisi ponpes tersebut semakin sepi pasca-terungkapnya kasus pelecehan seksual atau pencabulan yang dilakukan pimpinan ponpes di Jatipuro, Karanganyar, itu kepada santriwati.

Advertisement

“Masih ada aktivitas, tapi akibat kejadian itu sebagian orang tua berinisiatif mengambil [menjemput] anaknya,” ujar Satake.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif