Soloraya
Senin, 23 Oktober 2023 - 19:26 WIB

Butuh Bantuan, Bocah SD di Sragen Berjuang Melawan Tumor Tulang

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rizka Dwi Cahyani, 9, yang menderita kaki kananya bengkak yang diduga tumor tulang bermain dengan kucingnya saat dijenguk mantan legislator Sragen Bambang Widjo Purwanto di rumahnya, Ngablak, Jambeyan, Sambirejo, Sragen, Senin (23/10/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Kursi roda pinjaman terlihat di ruang tamu dengan lantai tanah di rumah pasangan Sukardi dan Suparni di Dukuh Ngablak RT 008, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Sragen, Senin (23/10/2023). Kursi roda itu menjadi alat mobilitas Rizka Dwi Cahyani yang berumur sembilan tahun.

Putri bungsu Sukardi-Suparni tidak bisa masuk sekolah selama tiga bulan terakhir karena kakinya bengkak dan tidak bisa untuk berjalan. Oleh dokter, kaki kanan Rizka yang bengkak itu didiagnosis terkena tumor tulang. Selain di kursi roda, aktivitas sehari-sehari Rizka hanya tiduran di tempat tidurnya sembari belajar sendiri supaya tak ketinggalan pelajaran.

Advertisement

“Iya, belajar di rumah. Sekarang sudah Kelas IV MI Sukorejo, Sambirejo, Sragen. Kadang teman-teman bermain ke rumah. Kalau sakit rasanya cenut-cenut. Biasanya siang hari kalau sakit. Saat malam bisa tidur. Kalau sakit dielus-elus emak atau bapak bisa mendingan,” ujar Rizka saat berbincang dengan wartawan saat berkunjung ke kediamannya bersama tokoh masyarakat Sambirejo yang juga mantan legislator DPRD Sragen, Bambang Widjo Purwanto, Senin siang.

Bambang Pur sempat menanyai Rizka mau jajan apa. Rizka hanya tersenyum karena malu. Akhirnya, Rizka mendapat uang saku dari Bambang Pur beberapa lembar uang kertas bewarna merah. “Terima kasih, Pak!” ujar Rizka setelah menerima uang saku itu.

Advertisement

Bambang Pur sempat menanyai Rizka mau jajan apa. Rizka hanya tersenyum karena malu. Akhirnya, Rizka mendapat uang saku dari Bambang Pur beberapa lembar uang kertas bewarna merah. “Terima kasih, Pak!” ujar Rizka setelah menerima uang saku itu.

Suparni, bercerita saat masih bisa jalan Rizka bisa masuk sekolah. Sekarang sudah tidak bisa jalan sama sekali. Sudah tiga bulan anaknya tidak masuk sekolah. “Oleh guru, Rizka diminta belajar di rumah. Saat ulangan atau ujian, guru bersama temannya datang ke rumah untuk memberikan soal ujian,” kata perempuan 46 tahun itu.

Suparni berkisah awalnya Rizka terjatuh di selokan saat mencari kaus kaki saat kegiatan sekolah di Kaliwedi, Gondang, Sragen, 6-7 bulan lalu. Awalnya tidak apa-apa, tetapi lama-lama terlihat bengkak karena Rizka sebelumnya tidak cerita kalau jatuh.

Advertisement

“Kami bawa ke Sragen untuk foto Rontgen. Ternyata hasilnya tulang anak itu tidak masalah, tetapi di kaki yang bengkak tadi ada benjolan pada tulang kaki. Benjolan itu yang kemungkinan tumor,” ujarnya.

Ia kemudian memeriksakan Rizka ke Puskesmas untuk minta rujukan. Dari puskesmas, Rizka dirujuk ke RSI Amal Sehat Sragen. Setelah lima kali berobat di RSI Amal Sehat, Rizka dirujuk ke RS Ortopedi Solo. Setelah perawatan, kemudian dirujuk lagi ke RSUD dr. Moewardi Solo.

Rizka sempat akan dioperasikan di RSUD dr. Moewardi Solo tetapi tidak jadi. Dokter hanya melakukan tindakan biopsi. Berdasarkan Alodokter.com, biopsi merupakan prosedur medis yang dilakukan untuk mengambil sampel jaringan untuk mendeteksi kelainan pada tubuh. Biopsi sering dilakukan untuk mendiagnosa kanker atau kondisi lain, seperti peradangan maupun infeksi.

Advertisement

“Karena tidak jadi operasi itulah, Rizka menjadi trauma dan tidak mau diperiksakan lagi ke RSUD dr. Moewardi Solo,” katanya.

Sukardi, 46, berencana membawa anaknya itu ke RS dr. Oen Solo pada Rabu (25/10/2023). Dia sudah mendapat fasilitas pelayanan antar-jempur ambulans secara gratis dari Dadi Peduli. Ambulans itu dikemudikan Sugiyono yang masih tetangga satu desa dengan Sukardi.

Butuh Bantuan

Bambang Pur yang mendengar informasi anak yang sakit itu langsung menjenguk Rizka dan menyatakan siap membantu pengobatannya sampai sembuh. Bambang Pur akan menggalang dana untuk membantu kesembuhan Rizka. Bahkan ia siam menyediakan ambulans secara gratis untuk antar-jemput Rizka ke rumah sakit.

Advertisement

“Saya baru mendengar ada anak yang sakit semalam. Saya langsung menghubungi Pak Sekda dan Dinas Kesehatan. Harapan saya, pemerintah segera memproses penanganan pada anak itu supaya cepat sembuh. Setelah dikunjungi harus segera ada tindak lanjut,” pinta Bambang Pur.

Sukardi yang biasanya jualan cilok sekarang tak lagi jualan karena harus mengurus anak bungsunya itu.

Bambang Pur siap menggalang dana untuk meringankan beban keluarga. Dia mendorong seluruh elemen masyarakat ikut peduli kepada nasib generasi muda yang baru sakit ini. “Dari desa juga sudah membantu kursi roda untuk anak itu,” ujarnya.

Bidan Desa Jambeyan, Nuryani, juga ikut  menggalang dana untuk membantu meringankan beban biaya operasional dan makan bagi keluarga selama pengobatan. “Jadi masuk rumah sakit itu sudah empat kali, yakni ke RSI Amal Sehat, RS Ortopedi, RSUD dr. Moewardi Solo, dan rencana besok ke RS dr. Oen. Arahannya ke kemoterapi atau amputasi. Anaknya sekarang trauma kalau diajak ke RSUD dr. Moewardi Solo,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif