SOLOPOS.COM - Masjid Nurul Firdaus di Desa Bonyokan, Kecamatan Jatinom, Klaten, yang memiliki ornamen payung ala Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Foto diambil Jumat (15/3/2024) malam. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Masjid Nurul Firdaus di pusat Kecamatan Jatinom memiliki gaya arsitektur yang unik dan berbeda dibandingkan masjid lainnya di Kabupaten Klaten. Sekilas, masjid yang dikeliling payung besar itu mengingatkan pada Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.

Masjid itu berada di tepi jalan raya Jatinom, Desa Bonyokan, Kecamatan Jatinom. Lokasinya di pusat pemerintahan hingga perekonomian kota kecamatan tersebut.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ada empat payung besar menaungi teras sisi utara dan timur masjid. Lantainya berbahan granit membuat teras masjid itu terasa adem. Uniknya, bangunan utama masjid berlantai II itu memiliki mustaka berarsitektur tradisional Jawa.

Bentuk bangunan Masjid Nurul Firdaus, Jatinom, Klaten, itu dipertahankan sesuai gaya masjid lama. Memiliki halaman parkir yang luas, masjid tersebut dilengkapi menara. Toilet dan tempat wudu masjid itu juga selalu bersih.

Total luas lahan masjid itu sekitar 600 meter persegi dengan total luas bangunan sekitar 300 meter persegi. Alhasil, masjid itu memiliki halaman yang luas.

Masjid Nurul Firdaus berdiri di tanah wakaf itu sejatinya masjid lama. Namun, masjid itu mengalami beberapa kali pemugaran. Kali terakhir pemugaran dan penambahan payung ala Masjid Nabawi pada 2021 lalu.

“Masjid ini sudah ada sejak 1970-an. Sebenarnya masjid lama, kemudian ada pemugaran beberapa kali dan terakhir pada 2021 atau saat ada pandemi Covid-19,” kata Ketua Takmir Masjid Nurul Firdaus, Jatinom, Klaten, Fathoni, saat ditemui Solopos.com, pekan lalu.

Fathoni menjelaskan pemugaran pada 2021 tak mengubah bentuk bangunan utama masjid. Hanya ada perluasan teras masjid serta penambahan payung.

Fathoni pun menyampaikan ide awal penambahan payung ala masjid di timur tengah hingga membuat bentuk bangunan tempat ibadah umat muslim itu unik. “Sebenarnya waktu itu cari yang unik saja. Kemudian arsiteknya bilang coba pakai konsep Madinah. Akhirnya pakai payung itu,” kata Fathoni.

Namun, payung yang menaungi teras Masjid Nurul Firdaus, Jatinom, Klaten, bukan payung dinamis melainkan permanen. Soal daya tahan, Fathoni menjelaskan pabrikan menggaransi payung itu mampu bertahan hingga 25 tahun.

Soal biaya pemugaran masjid pada 2021, Fathoni mengatakan sekitar Rp1,5 miliar. Biaya ditanggung oleh wakif atau pemberi wakaf.

Masjid Ampiran

“Dana pemugaran dari wakif. Jadi tanah ini milik wakif. Kemudian salah satu putra wakif atau generasi kedua punya usaha yang cukup baik, kemudian pemugaran dibiayai semua oleh wakif tersebut,” kata Fathoni.

Berada di tepi jalan raya, Masjid Nurul Firdaus, Jatinom, Klaten, itu tak pernah sepi jamaah. Fathoni menyebut masjid itu masjid ampiran. Artinya, masjid yang jamaahnya kebanyakan para musafir yang mampir menunaikan salat hingga beristirahat sejenak di teras masjid.

“Karena masjid ini berada di pinggir jalan, konsepnya 24 jam. Jadi pagar dibuka terus. Kalau toko modern saja bisa buka 24 jam, kenapa masjid tidak?” kata Fathoni.

Upaya memakmurkan masjid terus dilakukan takmir. Selain ibadah wajib, masjid itu digunakan untuk berbagai kegiatan kajian. Selama Ramadan, berbagai kegiatan turut digelar di masjid tersebut.

Masjid Nurul Firdaus, Jatinom, Klaten, menjadi salah satu lokasi tarawih keliling (tarling) yang digelar Pemkab bersama rombongan Forkopimda pada Ramadan tahun ini. Tarling di masjid tersebut digelar Jumat (15/3/2024) lalu.

Pada kesempatan itu, Bupati Klaten, Sri Mulyani, menyampaikan kesannya terhadap bangunan masjid tersebut. Dia menilai masjid tersebut megah dan besar dan berharap selalu ramai oleh jamaah.

“Mudah-mudahan dengan tarling ini semakin memakmurkan masjid. Semoga kehadiran Pemkab Klaten ini dapat memberikan yang terbaik bagi Masjid Nurul Firdaus ini,” ungkap Mulyani saat menyampaikan sambutan.

Kegiatan tarling sekaligus menjadi ajang silaturahmi Pemkab Klaten dengan masyarakat secara langsung. Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan Ramadan sebagai kesempatan memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Pada kegiatan tarling itu, bupati juga menyalurkan santunan kepada anak yatim-piatu dan bantuan sosial dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Klaten kepada masyarakat di Desa Bonyokan.

Ada pula penyerahan Al-Qur’an kepada pengurus Masjid Nurul Firdaus, Jatinom. Kegiatan Tarling juga diisi dengan kajian bersama Kyai Jhon Renaldi dan ditutup doa bersama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya