SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenaga kesehatan hewan melakukan vaksinasi antrkas kepada sapi. (Twitter @ganjarpranowo)

Solopos.com, WONOGIRI — Sekitar 1.000 ternak kambing dan sapi di dua kecamatan yakni Eromoko dan Pracimantoro, Wonogiri, segera divaksinasi untuk mencegah penularan antraks. Vaksinasi rencananya dilakukan sekitar pekan depan.

Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri melakukan vaksinasi itu untuk merespons kasus kematian tiga warga di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), setelah mengonsumsi sapi yang diduga terkena antraks, baru-baru ini.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sedangkan Pracimantoro dan Eromoko dipilih karena lokasinya berbatasan langsung dengan Gunungkidul. Kepala Bidang Veteriner Dislapernak Wonogiri, Magdalena Pancaningtyas, mengatakan dalam waktu dekat ini bakal melakukan vaksinasi antraks pada ternak baik sapi atau kambing di Pracimantoro dan Eromoko.

Ternak di dua wilayah Wonogiri itu diprioritaskan mendapatkan divaksinasi antraks karena berbatasan langsung dengan Gunungkidul. Tyas, sapaan akrabnya, menjelaskan Wonogiri mendapatkan jatah vaksin antraks sebanyak 8.000 dosis dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Tetapi untuk tahap awal Dislapernak baru melakukan vaksinasi pada 1.000 ternak. Hal itu mengingat saat ini juga tengah berlangsung proses vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK).

“Paling cepat pekan depan kami akan mulai vaksinasi antraks. Kalau tidak, mulai akhir Juli ini. Soalnya kami masih proses vaksinasi PMK juga,” kata Tyas saat dihubungi Solopos.com, Selasa (11/7/2023).

Dia melanjutkan vaksinasi antraks ini bukan kali pertama dilakukan di Wonogiri. Beberapa tahun lalu vaksin serupa juga sudah diberikan kepada sejumlah ternak. Vaksinasi dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian antraks. 

Penolakan

Menurut Tyas, vaksinasi antraks terhadap hewan ternak di Wonogiri itu juga sebagai respons terhadap temuan kasus antraks di Gunungkidul. Diharapkan tindakan tersebut bisa mengantisipasi penularan antraks ke Wonogiri. “Vaksinasi antraks ini paling efektif untuk mencegah kasus antraks,” ujar dia.

Oleh karena itu, dia berharap para peternak bisa mengizinkan petugas kesehatan hewan untuk memberikan vaksin antraks kepada ternak mereka. Menurutnya, biasanya ada sejumlah penolakan dari peternak saat sapinya akan divaksin.

Mereka khawatir vaksin itu menimbulkan efek samping yang justru menganggu kesehatan ternak seperti demam. Tyas memaklumi hal tersebut karena memang biasanya setelah vaksinasi ternak mengalami efek samping. Tetapi hal tersebut seharusnya tidak perlu dikhawatirkan karena efek samping itu biasanya tidak berlangsung lama. 

“Peternak kadang trauma jika sapi mereka divaksin. Itu karena sebelum-sebelumnya sapi mereka terkena efek samping setelah divaksin, misalnya demam. Itu bisa dimaklumi, apalagi memang tidak ada kompensasi untuk peternak setelah sapi itu terkena efek samping vaksin. Tetapi hal itu harusnya tidak perlu dikhawatirkan. Justru vaksinasi bertujuan mencegah penyakit,” jelasnya.

Dia menambahkan sudah bekerja sama dengan pemerintah dua kecamatan yakni Eromoko dan Pracimantoro, Wonogiri, untuk menyosialisasikan vaksinasi antraks tersebut. Para peternak diharapkan tidak menolak sapi mereka divaksinasi antraks. 

Lalu Lintas Ternak

Ihwal upaya lain guna pencegahan penularan antraks seperti penutupan lalu lintas jual beli ternak dari Gunungkidul, Tyas mengatakan hal itu belum dilakukan. Menurut Tyas, hingga saat ini upaya pengendalian itu baru sebatas pemeriksaan ternak di setiap pasar hewan di Wonogiri.

Dia juga menyebut hewan ternak seperti sapi atau kambing yang didatangkan dari Gunungkidul ke Wonogiri belum diwajibkan disertai surat keterangan hasil hewan (SKKH).

“Harusnya memang disertai SKKH, apalagi ini lintas provinsi. Tetapi memang belum kami wajibkan. Dulu pernah diwajibkan, tetapi kemudian lambat laut para penjual atau pembeli tidak menggunakan itu,” ucap dia.

Camat Pracimantoro, Wonogiri, Warsito, mengaku sudah menyampaikan rencana vaksinasi antraks tersebut kepada sekretaris dan kepada desa di Pracimantoro. Mereka diminta untuk menyosialisasikan vaksinasi itu kepada peternak di desa masing-masing, termasuk memberikan pemahaman kepada peternak soal tujuan dan manfaat vaksinasi.

Hal itu sebagai antisipasi penularan antraks yang muncul di Gunungkidul. “Kalau menolak vaksinasi sih saya yakin tidak, tetapi mungkin karena mereka belum paham saja, jadi agak khawatir. Ini sudah kami sampaikan,” ucapnya.

Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, dalam cuitanya di akun Twitter @ganjapranowo menyampaikan Pemprov Jateng menyiapkan 25.000 vaksin antraks untuk dibagikan kepada kabupaten/kota yang berbatasan dengan Gunungkidul meliputi Wonogiri, Klaten, Sukoharjo, Magelang, dan Purworejo.  Selain itu, Ganjar juga melarang lalu lintas ternak dari sumber wabah yakni Gunungkidul ke wilayah Jateng yang berbatasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya