SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi. (Dok Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri belum berencana menutup pasar hewan menyusul munculnya kasus antraks di Gunungkidul, DIY. Namun, kewaspadaan ditingkatkan khususnya pada lalu lintas jual-beli ternak.

Selain itu peternak untuk sementara waktu diminta tidak membeli hewan ternak dari Gunungkidul. Hal itu dilakukan menanggapi munculnya kasus antraks di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mengakibatkan warga meninggal dunia.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala Dislapernak Wonogiri, Sutardi, mengatakan hingga saat ini tidak ada temuan kasus antraks pada hewan ternak seperti sapi atau kambing di Wonogiri. Kendati demikian, Dislapernak tetap mewaspadai potensi munculnya penyakit antraks pada sapi.

Hal itu mengingat Wonogiri berbatasan langsung dengan Gunungkidul yang dinyatakan ada temuan kasus antraks pada ternak dan menular ke manusia. Pemantauan ternak baik di pasar hewan maupun di kandang-kandang peternak masih terus dilakukan.

Begitu juga sapi yang berasal dari Gunungkidul akan dipantau lebih ketat di pasar-pasar hewan untuk mencegah penularan antraks di Wonogiri.  “Tetapi kami terbatas waktu dan tenaga, oleh karena itu tindakan KIE [komunikasi, informasi, dan edukasi] soal antraks kami kedepankan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan. Kami minta para peternak atau belantik untuk perhatikan sapi-sapi mereka. Mereka harus lebih hati-hati,” kata Sutardi kepada Solopos.com, Rabu (5/7/2023).

Dia melanjutkan Dislapernak Wonogiri tidak akan membatasi atau bahkan menutup lalu lintas jual-beli hewan ternak dari Gunungkidul maupun dari daerah lain. Penutupan lalu lintas ternak akan mempengaruhi perputaran ekonomi.

Lagi pula, meski sama sekali tidak menyepelekan, kasus antraks pada hewan ternak belum banyak ditemukan pada sapi di Wonogiri sejauh ini. Sutardi menyebut kali terakhir kasus antraks muncul di Wonogiri pada akhir 2022 yang menjangkiti warga Eromoko tapi berdomisili di Karangmojo, Gunungkidul.

Orang tersebut setiap beberapa hari sekali pulang ke Eromoko. Tetapi setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi, pasien antraks itu tidak tertular dari hewan ternak. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti dari mana pasien itu terpapar antraks.

Saat ini, kondisi orang yang terpapar antraks itu sudah sembuh. “Untuk tindakan preventif, kami imbau, kalau bisa peternak jangan beli sapi dulu dari Gunungkidul,” ujar dia.

Tanda-Tanda Sapi Kena Antraks

Sutardi meminta peternak agar segera melapor ke dinas atau petugas kesehatan hewan di kecamatan-kecamatan apabila menemui hewan ternak baik sapi atau kambing yang mati mendadak. Selain itu, dia juga menyarankan peternak untuk segera memberi tahu petugas kesehatan hewan jika mendapati hewan ternak mereka keluar darah dari hidung, anus, atau mulut hewan ternak.

Sebab hal itu bisa dimungkinkan merupakan tanda-tanda ternak positif antraks. “Kalau ada ternak yang mati mendadak, atau mati karena apa pun, kami sarankan untuk dikuburkan,” imbuh dia.

Camat Pracimantoro, Warsito, mengatakan sudah berkoordinasi dengan kepala desa agar menyampaikan informasi soal temuan kasus antraks di Gunungkidul kepada peternak api di desa masing-masing.

Hal itu mengingat Pracimantoro berbatasan langsung dengan Gunungkidul. Di sisi lain, wilayah tersebut memiliki pasar hewan terbesar di Wonogiri dengan lalu lintas jual-beli ternak berasal dari berbagai daerah seperti Gunungkidul dan Pacitan, Jawa Timur.

“Kami sudah matur kepada petugas peternakan untuk matur kepada kepala Dislapernak untuk menentukan langkah-langkah pencegahan. Ini saya koordinasi dengan kepala desa, saya matur kepada mereka untuk disampaikan ke peternak, kalau ada ternak mati mendadak dengan ciri-ciri keluar darah dari mulut, hidung, anus, atau telinga, harus dikubur,” kata dia.

Salah satu peternak sapi di Wonogiri, Ismail, mengaku sudah mengetahui kabar temuan kasus antarks pada sapi di Gunungkidul dan menularkan kepada manusia hingga berakibat meninggal dunia. Tetapi hingga saat ini, tidak ada informasi ternak di Wonogiri yang positif antraks.

“Alhamdulillah aman, tidak ada yang kena antraks. Semoga saja tidak pernah ada. Kali terakhir ada antraks yang menjangkit sapi di Wonogiri itu sudah lama sekali, jauh sebelum ada penyakit PMK [penyakit mulut dan kuku] pada 202 lalu,” kata Ismail.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya